Si Pengusaha Kecil

Ditariknya kembali serabut yang melekat di kulit kelapa itu sampai dirasa cukup rata dengan bagian lainnya. Kemudian dipasangnya paku – paku kecil di beberapa bagian pinggir kulit kelapa itu, dilanjutkan dengan melilitkan benang dari paku yang satu ke paku yang lain hingga saling bertautan. Setelah itu, dia tancapkan lidi yang sebelumnya sudah di raut tajam pada salah satu ujungnya, dan ditempel bendera dari kertas di ujung lainnya. Jadilah perahu dari kulit kelapa yang siap dijual kepadateman-temannya.

Jualannya tidak hanya perahu dari kulit kelapa. Lain waktu dia juga menjual pesawat dari kertas bikinannya sendiri. Semua itu melengkapi bisnis utamanya berupa jajanan makanan kecil dan permen yang biasa dititipkan di warung ibunya. Usianya 9 tahun saat itu.

33 tahun kemudian…

Ale seorang remaja 14 tahunan, terlihat semangat membantu ibunya melipat kardus-kardus kecil sedemikian rupa hingga menjelma menjadi tempat yang siap menampung empat buah dimsum, satu buah garpu, dan satu plastik kecil saus sebagai pelengkap. Setelah itu, setiap packing akan ditempeli stiker label merk jualannya.

Pagi ini Ale akan berjualan dimsum di gedung kantor ayahnya. Kendati masih bermasalah dengan pilihan kata dan cara mengungkapkan dalam kalimat verbal yang lazim, pergaulannya yang luwes dan lintas usia membuat Ale cepat diterima di lingkungan baru, termasuk di gedung kantor tempat ayahnya bekerja. Puluhan orang dan ruangan telah dia kenal dengan baik, sehingga tidak salah jika dia berharap jualannya kali ini bakal laku terjual.

Ale, secara pribadi,  memang sedang memasuki tahapan usia yang mulai mengenal materi, kekayaan, penghasilan, dan biaya. Keterlibatannya dalam sekolah Surau Merantau (sekolah setingkat SMP) bagaikan air menemukan kolamnya, botol bertemu tutupnya. Kemandirian dan insting dalam mencukupi kebutuhannya sendiri terlihat mulai bertunas. Tak kurang, dari mulai membuat usaha telur gulung, berjualan susu kacang, jualan roti, jualan buah potong, menjadi sales bagi teman-teman sekolahnya yang mempunyai barang hasil produknya sendiri, barang dagangan beberapa UMK yang berjualan di sekolahnya, hingga membuka jasa cuci motor pernah dilakukan Ale.

Saat mencoba menjadi pengusaha telur gulung, Ale merugi. Telurnya tidak bisa digulung, karena pengaturan komposisi bahan-bahannya yang salah. Akhirnya pembeli pun tidak didapat, sementara dia terlanjur sudah mempekerjakan seorang asisten yang dijanjikan akan diberinya upah sekian rupiah.

Saat berjualan susu kacang, terdapat cerita menarik. Hari itu susu kacang jualan Ale masih tersisa lima bungkus. Hari menjelang sore. Jika kelima bungkus susu kacang itu tidak terjual, Ale akan merugi. Lingkungan sekolah dan Masjid Quba sudah dia datangi, jadi Ale harus mencari lokasi jualan yang lain. Tiba-tiba terlintas akal untuk mendatangi ustad Agus, imam tetap Masjid Quba, dengan tujuan silaturrohim. Setelah diterima oleh sang Ustad dan ngobrol panjang, Ale pun menceritakan kisah usaha jualannya hari itu. Gayung bersambut, Sang Ustad pun tergerak untuk memborong sisa lima bungkus susu kacang yang dibawanya.

Saat memilih usaha cuci motor, Ale tidak mengeluh untuk mengayuh sepeda dari sekolah menuju rumahnya yang berjarak sekitar 5 km, untuk mengambil alat-alat cuci motor milik ayahnya seperti ember, sabun cuci motor, spoon, dan kanebo. Saya membayangkan anak remaja itu mengayuh sepeda di tengah terik matahari, sambil tangan kiri memegang ember berisi barang-barang dan tangan kanan memegang stang sepeda untuk kestabilan laju sepeda. Dan itu menempuh jarak 5 kilometer, bolak -balik jadi 10 kilometer.

Sebenarnya berjualan bukan hal baru bagi Ale. Saya masih ingat, saat usianya masih anak-anak, Ale berjualan batu cincin di sekolahnya. Batu-batu itu didapatkan dari berbagai sumber. Ada yang beli jadi, ada yang beli batu mentah kemudian dibawanya ke tukang pembuat cincin, ada juga sisa batu mentah yang dia kumpulkan secara gratis dari tetangga omnya yang pengusaha batu cincin.

Pernah juga Ale berjualan tutup ban motor (pentil). Nakalnya, barang dagangannya disamping didapatkan melalui cara membeli ke penjual, juga diperoleh dengan cara mencuri dari sejumlah ban motor yang diparkir di seputaran sekolah, kampung, maupun sekitar masjid. Itu dulu, insya Allah sekarang Ale sudah insyaf. Sudah tahu mana benar mana salah. Mana halal mana haram. Mana boleh mana tidak boleh. Mana bernilai keberkahan mana bermuatan mudharat.

Banyak hal yang begitu memenuhi benaknya saat ini. Ale ingin menjadi pengusaha muslim yang sukses, punya usaha otobis layaknya Haji Haryanto, dan bisa membeli tanah dimana-mana, termasuk di kawasan Anyer, Serang, Banten. Kawasan yang dikenalnya melalui ayahnya yang pernah mengajaknya ke sebuah lokasi tanah ladang/perkebunan di salah satu bukit yang berbatasan langsung dengan kawasan wisata Anyer.

Sang ayah, lelaki yang 33 tahun lalu membuat  perahu dari kulit kelapa, hanya bisa mendoakan yang terbaik, membagi pengalaman, serta mendorong dan mengarahkan semangat positifnya agar tujuannya dapat dicapai dengan baik.

Makka

Lanjut ya. Kali ini mari bercerita tentang Makkah. Masih dari kacamata dan cara pandang seseorang yang baru pertama kalinya ke luar negeri. Pertama kalinya mendatangi Madinah dan Makkah.

Makkah identik dengan Ka’bah. Sebuah pernyataan yang tidak ada perdebatan di dalamnya. Jadi, hal yang memenuhi pikiran selama di dalam bus, di perjalanan Madinah – Makkah adalah keinginan dan ketidaksabaran untuk segera menginjakkan kaki di dinginnya lantai Masjidil Haram, bisa melihat Ka’bah secara “live”, mendekatinya, syukur-syukur bisa menyentuhnya. Labbaiik Allahumma Labbaiik.

Kami sampai di Makkah sekitar jam 21.00 waktu setempat, dan harus bersabar karena rombongan tidak langsung menuju Masjidil Haram, tetapi check in dan makan malam dulu di hotel. Kesempatan ini bisa digunakan untuk membersihkan diri (mandi sore setelah menempuh perjalanan berjam-jam dari Madinah, BAK, dan memperbarui wudhu). Jangan pakai sabun, sampo, pasta gigi maupun lainnya yang sekiranya menimbulkan aroma wangi ya gaess. Jangan iseng nyabut bulu hidung atau ketek juga, tar kena DAM. Siapkan juga gunting rambut buat tahalul nanti, biar nggak antri pinjam-pinjaman dengan jamaah yang lain. Siapkan plastik atau tas sebagai kemasan alas kaki kita.

Sekitar jam 23.00 malam barulah kami berkumpul kembali, dan bersama – masa menuju Masjidil Haram dengan menggunakan fasilitas bus yang disediakan pihak hotel selama 24 jam nonstop.

Tentang Ka’bah

Simpelnya pakai gambar saja ya, penjelasan tentang masing-masing istilah, bisa mudah ditemukan di google kok. *)

32153419840_4ed9c91b6e_o

Nambahin saja, ternyata untuk menuju ke Hijr Ismail, tidak sesusah yang dibayangkan kok. Insya Allah semua jamaah bisa, terutama bagi yang masih muda dan sehat.  Dekati dan sentuh Ka’bah sesuai dengan apa yang Nabi ajarkan.

 

Thawaf

PastikanThawaf adalah kegiatan berjalan dan berlari mengelilingi ka’bah. Kendati dilakukan di tengah malam, putaran manusia yang melakukan kegiatan ini tidak pernah sepi. Kami membaur dengan jamaah lain dari seluruh penjuru dunia yang kebetulan bersamaan jadwalnya.

Kegiatan ini dipimpin oleh seorang Mutawwif. Kami menggunakan sejumlah peralatan komunikasi yang memudahkan kami dalam melafalkan doa maupaun ayat-ayat yang harus dibaca selama thawaf. Jadi, mutawwif yang perlu berteriak kencang, kita tinggal mendengarkan suara mutawwif dan mengikutinya.

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.00.12 PM

Buat pemilik madzhab Syafi’i, hati-hati untuk menjaga diri agar jangan sampai bersentuhan dengan lawan jenis ya. Biasanya wanita dari sejumlah negara tertentu banyak yang ikut melakukan Thawaf tanpa memakai kaus kaki dan agak terbuka di bagian tangannya. Jika anda batal, segera hubungi Mutawwif untuk mengetahui tempat wudhu terdekat dan segera lanjutkan kembali Thawafnya setelah memperbarui wudhu.

 

Sa’i

Sa’i dilakukan setelah thawaf. Ada lorong pintu khusus yang mengarahkan jamaah yang sudah selesai thawaf, untuk menuju jalur bukit Shofa dan Marwa, tempat dilaksanakannya kegiatan sa’i. Jangan membayangkan ruangan terbuka berbukit-bukit beneran, karena ternyata semua sudah dibuatkan bangunan, lorong, dan jalur dengan lantai yang nyaman. Tempat sa’i ini dibangun bertingkat-tingkat untuk menampung jumlah jamaah yang pada waktu-waktu tertentu jumlahnya membludak. Di bagian atas lorong, dipasang sejumlah lampu berwarna hijau. Daerah berlampu hijau itu adalah pertanda bahwa saatnya kita harus berlari-lari kecil.

Bagian potongan bukit Shofa dan Marwa tetap disisakan batuan aslinya. Disitulah titik “start” dan “finish” kegiatan kita berjalan dan berlari kecil bolak-balik sebanyak 7x. Start dilakukan dari bukit shafa, Finish setelah bolak balik 7x ada di bukit Marwa.

 

Tahalul

Berasal dari kata halal, kurang lebih artinya menghalalkan dari yang sebelumnya diharamkan. Kegiatan ini dilakukan dengan mencukur rambut setelah semua kegiatan ihram, thawaf, dan sa’i selesai dilakukan.

 

Cuaca

Saat kami melakukan umroh di pertengahan Januari 2019, cuaca didominasi cerah berawan, suhu berkisar 16-25 derajat celcius, cenderung dingin dan berangin.

 

Hotel-Hotel

Kami menempati hotel Marriot.  Letaknya tidak begitu dekat dengan Masjidil Haram. Tepatnya di kawasan bukit Omar. Disebut begitu karena dulunya Sayyidina Umar lahir dan tinggal disitu. Lumayan jika harus ditempuh dengan jalan kaki.

Untungnya Marriot menyediakan semacam suttle bus 24 jam nonstop yang siap mengantar kita ke pemberhentian terdekat. Hotel Marriot bersebelahan dengan Hotel Hilton. Hilton juga menyediakan suttle bus 24 jam nonstop. Jadi, kita bisa memilih salah satu dari keduanya.

Banyak hotel yang letaknya lebih dekat, bahkan langsung terhubung dengan Masjidil Haram

 

Sekitar Masjidil Haram

Bangunan iconik yang paling terkenal adalah bangunan yang sering disebut sebagai Tower Zamzam. Bentuknya yang menjulang megah beserta jam raksasanya, memang sangat sering dijadikan objek foto maupun sebagai penunjuk/penanda arah apabila kita tersesat. Ada juga supermarket Bin Dawood, tempat jamaah Indonesia biasa melakukan ritual melempar riyal buat belanja oleh – oleh. Disini kita bisa mendapatkan berbagai bentuk kurma olahan, snack, kacang-kacangan, dan berbagai jenis barang lainnya yang bisa dijadikan oleh – oleh buat sanak famili dan teman sekantor di tanah air.

WhatsApp Image 2019-01-17 at 6.09.33 PM

Jika anda bosan dengan makanan hotel, ada tempat makan mainstream semacam KFC dan McDonald, kendati merk-merk ini kalah tenar dibanding merk lokal yang bernama Al Baik. Konon, antriannya bisa panjang mengular demi membeli Al Baik ini. Alhamdulillah, Travel kami memanjakan kami dengan membelikan Al Baik ini pas diawal kedatangan (di Madinah) dan pas menjelang pulang ke tanah air (di Jeddah).

IMG-20190114-WA0075

Ada juga tempat makan bernama Five Guys, tempatnya agak susah ditemukan bagi kami yang awam. Tapi berhubung penasaran, kami pun berhasil mengunjunginya. Five Guys menyajikan menu burger, ayam, kentang juga, tapi dengan porsi (dan harga) yang wah. Porsi terkecil yang kami pesan (berhubung riyal sudah menipis) bisa kok buat makan berdua.

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.00.15 PM

Ada banyak lagi tempat lain yang menjual parfum, mainan, karpet dan sajadah, dan macam-macam barang lainnya yang belum tentu bisa ditemukan di Indonesia

 

Mengisi Waktu Luang

Mengingat perjalanan panjang dan aktifitas yang terus – menerus, biasanya waktu luang dihabiskan oleh jamaah di kamar hotel masing-masing. Tiduran, main gadget, menonton TV, atau mencuci pakaian saat stok baju ganti menipis, hahaha. Tapi tidak ada salahnya, keluar menikmati pemandangan Masjidil Haram dari Rooftopnya. Kita bisa melihat view putaran jamaah umroh yang terus bergerak, dan pemandangan gedung serta bukit di sekitaran Masjidil Haram.

WhatsApp Image 2019-02-28 at 12.59.49 PM

Bisa juga kita sekedar lesehan di halaman Masjid yang berlantai bersih sambil menikmati udara sejuk dan suara burung bersahutan, bergabung dengan banyak jamaah lain yang sepertinya memilih perjalanan backpaker-an dan tidur beratapkan langit.

WhatsApp Image 2019-01-19 at 2.40.37 PM

 

Museum Haramain

Museum ini dibuat oleh Raja Fadh sekitar 18 tahun lalu dengan tujuan untuk mendokumentasikan dan menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan dua masjid utama : Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, serta rencana pembangunan Masjidil Haram hingga tahun 2030 nanti.

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.03.11 PM

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.00.17 PM

Ada pintu Ka’bah, potongan kain yang menyelimutinya, kisah perubahan bentuk Hajar Aswad, perubahan pembangunan sumur zamzam, dan masih banyak lagi. Pengunjung akan dibuat takjub dengan berbagai cerita yang melatarbelakangi benda- benda tersebut.

 

Peternakan Unta

Peternakan unta ini sifatnya Nomaden. Mereka berpindah-pindah layaknya kaum Hippie, menyesuaikan dimana daerah yang menyediakan rumpput atau makanan untuk unta-untanya. Mereka hidup berkelompok, menjual berbagai hasil bumi berupa berbagai jenis kacang-kacangan, susu unta dan kencing unta.

WhatsApp Image 2019-01-17 at 6.13.25 PM

Disinilah tempat paling murah untuk membeli berbagai jenis kacang-kacangan jika dibanding di Madinah, Masjid Quba, Bukit Uhud, dan Mekkah. Susu Unta konon mempunyai fungsi melancarkan pencernaan. Artinya, untuk sebagian orang, tidak lama setelah meminumnya, anda akan terserang mules-mules dan buang air besar.

WhatsApp Image 2019-01-17 at 6.13.30 PM

 

Jabal Rahmah

Sebutan lainnya, bukit cinta. Ada yang meriwayatkan bahwa saat pertama kali turun ke bumi, Nabi Adam diturunkan di daerah sekitar India sedangkan ibunda Hawa diturunkan terpisah di Kota Jeddah (Jiddah, bisa juga berarti nenek). Mereka berdua bertemu di bukit ini, Jabal Rahmah, bukit kasih sayang. Tidak ada hadits yang kuat tentang bukit ini dan ritual apa yang sebaiknya dilakukan di tempat ini. Tapi tak terhindarkan, banyak orang yang mendaki hingga puncak bukit dan melakukan sholat sunnah serta berdoa di tempat ini.

WhatsApp Image 2019-01-17 at 6.09.27 PM

Agak disayangkan dengan banyaknya vandalisme dengan menuliskan nama diri dan nama pasangannya di bebatuan yang menyusun bukit ini. Kesan kotor dan tidak indah jadi muncul dari berbagai bagian dari bukit ini.

Ya sudahlah. Buat pelipur panas dan silau sengatan sinar matahari, kita makan es krim dulu ya. Satu cup ini harganya 5 riyal (sekitar Rp..20.000,-)

WhatsApp Image 2019-01-17 at 6.09.31 PM

 

Jabal Tsuur

Ini adalah bukit tempat bersembunyinya Nabi yang ditemani oleh sahabat Abu Bakar dari kejaran kaum Quraisy. Untuk mencapai puncaknya, dibutuhkan waktu sekitar dua jam mendaki. Disinilah terkenang pengorbanan sahabat Abu Bakar yang begitu setia menemani Nabi, dan bahkan rela digigit binatang berbisa sebagai akibat dikurbankannya tangan, kaki dan tubuhnya untuk menutup sejumlah lubang yang diduga sebagai sarang dari binatang-binatang berbisa tersebut.

WhatsApp Image 2019-01-27 at 3.28.40 PM

 

Jabal Nuur

Adalah bukit tempat pertama kalinya Nabi Muhammad mendapatkan wahyu. Di bukit inilah Gua Hira berada. Untuk mencapaipuncaknya, dibutuhkan lebih dari dua jam pendakian. Sayangnya, pada saat kami kesana, baru saja terjadi bencana longsoran batu yang mencederai beberapa jemaah asal Turki yang sednag mendakinya. Setelah kejadian itu, jalur pendakian sempat ditutup untuk beberapa waktu.

20190117_121117

 

Miqat di Sekitaran Makkah

Bagi penduduk Makkah, tempat untuk Ihram, berniat umrah, adalah di Ji’ronah, Tan’iem, atau Hudaibiyah. Nabi pernah berihram di Hudaibiyah dan Ji’ronah. Sedangkan sang istri ‘Aisyah diriwayatkan pernah juga berihram dari Tan’iem.

Di Hudaibiyah, ada peristiwa besar dimana terjadi kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk perjanjian antara kaum Muslimin dengan kaum Quraisy. Sayangnya, masjid dan situs Hudaibiyah sekarang ini terkesan kurang terawat.

Umumnya jamaah umroh dari Indonesia akan berihram dengan miqat di Ji’ronah untuk melakukan umrah yang ke dua.

 

Jeddah

Ini adalah kota terakhir yang kami kunjungi sebelum  pulang ke tanah air. Jeddah adalah kota yang ramai, terletak di pinggir laut merah, dengan bandara internasionalnya yang cukup sibuk. Jeddah konon berasal dari kata Jiddah yang berarti nenek. Ini tidak lepas dari peristiwa diturunkannya Hawa selaku nenek moyang kita di bumi, di kota ini.

Di Kota ini terdapat masjid Qishas. Yaitu satu-satunya masjid tempat dilaksanakannya hukumam qishas bagi mereka yang terbukti berbuat kejahatan. Hukuman biasanya berupa potong tangan atau pancung

WhatsApp Image 2019-02-09 at 12.59.43 PM

Terdapat juga berbagai toko di pusat perbelanjaan yang mengambil nama tokonya dengan kata-kata berbahasa Indonesia. Biasanya sebelum kepulangan, jamaah umroh akan dibawa berkeliling dan singgah di salah satu toko ini untuk sekedar melengkapi oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Bagi mereka yang sudah kangen betul dengan citarasa Indonesia, bisa mampir di Bakso Mang Oedin untuk menikmati semangkuk akso panas, atau ke Restoran Wong Solo yang menyajikan menu ayam goreng/bakar, sate ayam, dan dawet/es cendol

WhatsApp Image 2019-01-20 at 9.24.43 PM

20190119_130621

 

*) ilustrasi ka’bah dan keterangannya didapat dari google, belum proses ijin dari pemilik gambar. Foto-foto lainnya, murni koleksi sendiri.

Madina

Tulisan ini adalah sebuah catatan perjalanan dari sudut pandang orang yang baru pertama kali melaksanakan umroh. Orang yang baru pertama kali berpergian ke luar negeri. Orang yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah Haramain, Madinah dan Makkah. Jadi, mohon maaf jika mungkin ada beberapa hal yang kurang dari catatan ini.

Oke kita mulai. Alhamdulillaah. Tanggal 12 Januari 2019 lalu, saya dan istri mendapat undangan dan diberi kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk datang ke dua kota penuh keberkahan, Haramain, Madinah dan Makkah. Sebuah undangan yang tidak kami duga, karena datangnya tiba-tiba. Kejutan yang menyenangkan dan menenangkan. Berikut beberapa hal yang bisa kami bagikan dan semoga bermanfaat. Kita bahas tentang Madinah dan sekitarnya dulu ya.

Setting Nomor HP
Saya pakai kartu Indosat. Settingnya mudah. Tinggal pilih *123# kemudian cari menu yang berhubungan dengan paket internet di luar negeri. Kebetulan Indosat punya paket yang berhubungan dengan umroh. Paket 10 hari di luar negeri. Harga sekitar 240 ribuan.

 

Mata Uang

Mata uang yang berlaku di Arab Saudi adalah mata uang Riyal. Tetapi di beberapa  tempat, pedagangnya ada yang welcome dengan mata uang rupiah. Seperti di uhud atau di Jeddah. Banyak yang menyarankan agar menukarkan rupiah ke Riyalnya dilakukan di Arab Saudi saja, bukan di Indonesia. Karena konon nilai tukar rupiah di Arab Saudi lebih menguntungkan.

Bandara Soekarno Hatta
Pesawat yang kami tumpangi ada di Terminal 3. Ada yang bilang bahwa pengecekan isi tas yang akan dibawa ke kabin cukup ketat. Tidak diperkenankan membawa cairan, termasuk sabun maupun minuman. Akhirnya kami pun gak bawa cairan apapun dalam tas yang akan dibawa ke kabin. Akibatnya ? Kami kehausan karena baru dapat fasilitas minum di pesawat setelah sekian jam perjalanan. Pramugarinya yang cantik dan mondar mandir di depan mata makin bikin haus saja. Solusinya, beli minum ditoko-toko di sekitar ruang tunggu (setelah pengecekan), sebelum masuk pesawat. Mahalan dikit gak papa, yang penting jangan kehausan.

Pesawat Saudi Arabia
Pesawatnya enak. Bagi saya yang jarang naik pesawat, kelas ekonominya pun masih manusiawi. Terbukti saya bisa tertidur dalam perjalanan yang kurang lebih berlangsung selama 10 jam itu, hahahaha. Pesawat berkomposisi kursi 3 di kiri, 4 di tengah, dan 3 di kanan. Dapat sekali makan dan sekali snack. Kenyang karena menu dan porsinya mulai kearab-araban. Di sela-sela itu, ada penawaran minum jus, teh, dan kopi.

Riyadh
Jika tujuan awal adalah Madinah, maka pesawat akan transit sebentar di Bandar Udara King Kholid di Riyadh untuk mengisi bahan bakar. Waktunya sekitar satu jam saja. Jadi, penumpang nggak perlu turun. Eh, dapat snack lagi. Kenyang lagi.

Bandara Madinah
Nama Bandaranya Prince Mohammad bin Abdul Aziz. Siapkan Passpor dan Visa kita, dan bersihkan jari2 kita buat keperluan fingerprint. Karena kami datang di malam hari, kondisi bandara terlihat sepi, proses berjalan cukup mudah dan lancar.

Hotel dan Lingkungan Sekitar Masjid Nabawi

Hotel dan Kawasan Perbelanjaan berderet rapi di sekitaran Masjid Nabawi. Kami menginap di Rove Hotel. Nyaman, variasi makanannya banyak, jalan menuju ke Masjid Nabawi hanya sekitar 200 meteran. Adzan Masjid Nabawi terdengar dari sini.

Kawasan perbelanjaannya juga rapi. Banyak pedagang yang mencoba menarik pembeli dengan menggunakan kata-kata dasar berbahasa Indonesia atau melayu. Itu karena kebanyakan pendatang/jamaah di bulan apapun adalah berasal dari Indonesia dan Malaysia. Jika bosan dengan menu hotel, ada tempat namanya Grapari, yang menjual makanan dengan menu Indonesia semacam sate dan soto. Sayangnya, waktu kami mencoba kesana, makanannya sudah habis.

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.00.45 PM

Di sekitar Masjid Nabawi, dan Madinah, jarang hujan. Jadi, tidak perlu takut jalanan becek dan khawatir percikannya bakal menjadi najis, karena jalur yang kita lalui saat berjalan dari hotel menuju Masjid Nabawi umumnya berupa jalan besar beraspal dan berkonblok. Cukup waspada saja pada kotoran burung merpati yang banyak didapati di sekitar lingkungan itu. Mereka banyak bercengkrama di bagian atas hotel dan bangunan yang ada. Sebagian bangunan malah sepertinya dengan sengaja membuatkan rumah buat burung-burung tersebut.

beruangqutub1

Masjid Nabawi
Mempunyai banyak gerbang dan banyak pintu masuk. Hal pertama yang harus dilakukan adalah segera mengingat nomor gerbang dan pintu masuk masjid. Di luar masjid terdapat beberapa area untuk berwudhu dan mengambil air minum gratis. Ada yang bilang, air minum yang disediakan di luar ini bukan air zamzam.

Masuk ke area masjid, bawa sandal kita ke dalam dan letakkan di tempat yang kita mudah mengingatnya. Air zamzam yang ditampung dalam sejenis gentong-gentong air tersedia melimpah. Tersedia dalam keadaan dingin dan biasa. Saran saya, ambil air zamzam yang biasa saja, untuk mengurangi resiko kena radang tenggorokan, karena perjalanan umroh ini masih jauh dan lama, brader.

IMG-20190209-WA0038

Karena ini masjid yang istimewa, usahakan setelah sholat maghrib tidak usah pulang dulu, lanjutin aja sampai waktu isya. Waktu antara maghrib dan isya bisa diisi dengan memperbanyak dzikir, atau mengikuti kajian/halaqoh  ( pura2 aja ngerti bahasa Arab hehehe..) yang biasanya dilakukan di beberapa titik di dalam masjid tersebut oleh para guru, atau mengikuti simakan al qur an (biasanya dipimpin oleh seorang syaikh yang awalnya akan membaca sekian halaman, kemudian diulang secara bergantian oleh para peserta simakan sambil saling mengkoreksi bacaannya).

IMG-20190114-WA0094

Bisa juga selesai shalat maghrib dan dzikir, kita mengisinya dengan kegiatan melipir menuju tempat terdekat dengan Raudhah, ikutan antri, dengan harapan bisa melaksanakan sholat isya di Raudhah. Atau setidaknya, pas selesai sholat isya, posisi sudah di dekat raudhah.

Oh iya, di setiap ba’da sholat fardhu, jangan langsung sholat sunnah dulu. Karena biasanya, setiap ba’da sholat fardhu, baik itu di Nabawi maupun di Masjidil Haram, akandisambung dengan sholat jenazah. Setiap waktu. Lima kali dalam sehari. Selalu saja ,ada jenazah yang harus disholatkan.

Kecuali maghrib dan shubuh, Jarak antara Adzan dan Iqamah  sekitar 30 menitan. Jadi, jika pada saat terdengar adzan kita masih di dalam hotel, masih ada waktu bagi kita untuk bersiap dan berjalan menuju Masjid Nabawi. Sedangkan maghrib, jarak antara adzan dan iqamahnya lebih pendek.

Khusus shubuh, ada dua adzan. Jarak antara adzan pertama dengan adzan ke dua sekitar satu jam. Sedangkan jarak adzan ke dua dengan iqamah sekitar satu jam. Setelah adzan pertama, masih bisa sholat tahajud beberapa rekaat sambil nunggu adzan kedua.

 

Raudhah.

Sebuah tempat di dalam masjid Nabawi. Letaknya ada di pojok kanan depan Masjid Nabawi. Atau jika dilihat dari luar masjid, dekat dengan kubah berwarna hijau (Makam Rasulullah). Raudhah artinya taman surga. Yang disebut raudhah ini adalah tempat diantara rumah Nabi (tempat Nabi dimakamkan) dengan mimbar yang biasa digunakan untuk memberikan khutbah. Tempat ini istimewa untuk melaksanakan sholat dan berdoa.

WhatsApp Image 2019-02-09 at 1.00.49 PM

Sekarang ada pengaturan antrian dan pembatasan waktu saat di Raudhah, mengingat semakin banyaknya jamaah haji/umrah yang berdatangan silih berganti. Waktu untuk satu grup antrian antara 15-20 menit. Cukuplah untuk mendirikan sholat dua rekaat dan berdoa. Antrian di jamaah laki-laki relatif lebih terkendali, sedangkan di jamaah wanita memang terlihat lebih “ganas”, sampai harus dipasang papan pengingat.

beruangqutub2

 

Makam Nabi

Ada tidak jauh dari raudhah, masih di dalam komplek Masjid Nabawi. Makamnya dalam sebuah bangunan tertutup. Kita hanya dapat mengintip dari sela-sela lubang dinding yang melindunginya. Ucapkan salam kepada ketiga orang yang ada di bangunan itu, yaitu Nabi Muhammad SAW, Abu Bakr As Shiddiq, dan Umar Ibn Khattab.

IMG-20190209-WA0063

Menangis adalah hal yang wajar saat kita menyadari bahwa Nabi Muhammad, adalah orang pertama yang menunjukkan kita jalan menuju ridha Allah. Pembuka jalan. Pembuka keselamatan nasib kita. Yang selalu memikirkan umatnya bahkan jauh sebelum kita dilahirkan. Bahasa gampangnya nih, inilah orangnya yang pertama kali ngasih tau kita cara masuk surga.

Abu bakr As Shiddiq, shahabat terbaik nabi, yang berjasa dalam menyatukan perpecahan pasca meninggalnya Nabi. Yang menyelamatkan ummat dengan pendapat bahwa meninggalnya nabi bukan berarti berakhirnya Islam.

Umar ibn Khattab, satu dari 10 shahabat yang djamin masuk surga. Jasanya dalam mengembangkan wilayah dan menyebarkan agama Islam sangat besar. Bersamanya, Islam menyebar hingga Persia, Romawi, dan Hindustan, dan menyebar terus ke penjuru dunia, hingga sampai ke kita di Indonesia.

 

Baqi

Adalah pemakaman masal yang terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi. Banyak sahabat Nabi dimakamkan disini, termasuk Utsman ibn Affan. Biasanya ba’da shubuh /fajr dibuka untuk umum, bagi mereka yang ingin melihat kondisi di dalamnya.

 

Kota Madinah

Kami hanya tiga hari (di bulan Januari) di Kota Madinah, itupun sebagian besar waktunya dihabiskan di sekitaran Masjid Nabawi. Jadi, kami hanya bisa menilai kota Madinah melalui pandangan mata saat kami di sekitar Masjid Nabawi dan saat keliling naik bus (city tour). Kesimpulannya : Madinah adalah kota yang sejuk, damai, tidak ada macet, tapi bisa jadi akan cenderung membosankan dengan bentuk dan warna bangunan yang relatif satu ragam, dengan tidak banyaknya warna hijau tetumbuhan layaknya di Indonesia

 

Masjid Masjid

Ada beberapa masjid lain selain Masjid Nabawi yang ada di kota Madinah ini yang berkaitan dengan sejarah. Diantaranya adalah Masjid Quba (masjid pertama yang didirikan oleh Nabi), Masjid Ijabah (masjid dimana diijabahnya tiga doa Nabi), Masjid Qiblatain (masjid dua qiblat, dimana terjadi sejarah pertama kalinya arah qiblat diubah dari arah Yerusalem menjadi ke arah Ka’bah di Makkah), Masjid Miqat/Bir Ali, dan beberapa masjid lainnya yang menggunakan nama sahabat semacam Masjid Abu Bakar dan Masjid Bilal.

IMG-20190114-WA0092

Bangunan masjid beserta menaranya bagus-bagus. Sangat sepadan dengan warna langit kota Madinah yang umumnya bercorak biru cerah.

IMG-20190114-WA0090

Para peserta umroh biasanya akan dibawa ke Masjid Quba untuk melakukan sholat sunnah dua rekaat. Di sekitar sini banyak penjual menjajakan barang dagangannya. Saran saya, jika anda ingin membeli oleh-oleh berupa coklat, belinya di Uhud saja, lebih murah.

IMG-20190114-WA0089

Uhud

Terletak tidak jauh dari Madinah. Tempat bersejarah dimana terjadi pertempuran pasca perang badar, yang mengakibatkan syahidnya banyak sahabat nabi, termasuk diantaranya adalah sayyidina Hamzah RA. Sebuah tempat perbukitan yang mencatat beratnya menanggung ketidakpatuhan terhadap perintah Nabi. Sebuah tempat yang bersaksi akan pilunya sebuah keserakahan terhadap harta dunia berupa harta rampasan perang.

Terdapat sebuah bangunan Masjid dan komplek pemakaman di uhud ini. Pemandu tour bilang, Bukit Uhud ini adalah satu-satunya tempat yang ada di dunia, yang akan dibawa, dicetak ulang di akhirat nanti.

Banyak penjual makanan dan oleh-oleh di sekitaran tempat yang berhawa sejuk tapi limpahan sinar mataharinya menyilaukan ini. Harga termurah barang buat oleh – oleh ya disini ini. Ada coklat, tasbih, parfum, berbagai jenis kacang-kacangan, dan souvenir. Harga bisa ditawar, kadang mereka juga mau terima uang rupiah. Tapi hati-hati dengan barang bawaan anda.

IMG-20190114-WA0096

 

Kebun Kurma

Biasanya, jamaah umrah akan dibawa oleh travelnya ke kebun kurma. Ada beberapa travel yang dengan atas nama tidak mau ribet, membawa jamaahnya ke pedagang kurma kiloan. Umumnya kurma yang dijual dari jenis Ajwa, Sukari, dan kurma muda. Jika anda berminat membeli kurma muda, dan anda masih harus ke Mekkah untuk umroh, beli dan makanlah selagi anda masih di Arab. Karena kalau dibawa buat oleh-oleh, biasanya kurmanya sudah berubah menjadi tidak muda lagi, menjadi kurma biasa.

IMG-20190209-WA0032

Kesimpulannya, beli saja kurma Ajwa, Sukari, atau lainnya di tempat ini (karena harganya lebih murah dari  harga di Makkah), tapi belilah kurma muda di tempat lain (bisa di Makkah, bisa juga di Jiddah/Jeddah menjelang pulang nanti)

 

Masjid Bir Ali

Namanya Abyar Ali, atau sering juga disebut Masjid Miqat, karena di tempat inilah dimulainya ritual Umrah dengan menetapkan niat. Biasanya jamaah setelah check out hotel Madinah, dengan sudah memakai pakaian ihram (pastikan anda sudah tidak memakai kain berjahit, tidak memakai celana dalam, tidak memakai tutup kepala, tidak tertutup mata kakinya, dan perhatikan ketentuan-ketentuan umroh lainnya) akan dibawa ke Masjid Bir Ali ini untuk sholat sunnah dan berniat. Letaknya tidak jauh dari pusat kota Madinah.

IMG-20190115-WA0022

Selesai semua kegiatan di Masjid Bir Ali ini, rombongan akan dibawa menuju kota Makkah. Biasanya menggunakan kendaraan bus, dengan waktu tempuh sekitar 5-6 jam. Jika pengen lebih cepat, bisa saja dari masjid ini balik lagi ke Kota Madinah dan memilih naik Kereta menuju Makkah.

Jika anda memilih naik bus, maka pemandangan padang pasir tandus beserta bukit-bukitnya dengan sesekali diselingi bangunan di pinggir kiri kanannya, akan membuat anda terpesona. Sesaat. Iya, sesaat. Setelah itu anda akan bosan, atau mata lelah, dan kemudian pilihan terbaik adalah : tidur.

IMG-20190115-WA0024

IMG-20190115-WA0023

DeBe Dhican

Ini pengalaman Dhican selama berinteraksi dengan penyakit Demam Berdarah (DB)

Jumat (29/7/2016 tengah hari). Dhican mengalami demam, dan tetap mengikuti kegiatan sholat berjamaah di sekolahnya. Sampai sore, panas tubuh tidak kunjung turun, dan malam itu pun dilewatkan Dhican dengan tidur yang sama sekali tidak nyenyak. Keluhan demam, pusing, mendominasi sepanjang malam.

Sabtu (30/7/2016). pagi dan siang dilewatkan dengan hanya berbaring di depan televisi. Suhu badan tidak sepanas malam tadi, tetapi tetap cukup tinggi (38.5), dan mulai mengeluhkan kaki pegal. Kami pun memberikan obat penurun panas, dan mulai menduga-duga bahwa Dhican mungkin kena DB. Disarankan agar jangan memberikan penurun panas dengan komposisi yang mengandung ibuprofen, karena ini akan berkontradiksi dengan DBnya.

Minggu (31/8/2016) Setelah semalaman kembali demam dan susah tidur, suhu badan kembali naik turun. Sampai saat ini kami hanya memberikan obat penurun panas dan berencana melakukan pemeriksaan beserta cek darah ke dokter di hari Seninnya, dengan pertimbangan sudah memenuhi tiga hari demam jadi hasil peemriksaannya pun kami harapkan bisa lebih akurat. Tentu kami tetap memperhatikan kestabilan stamina Dhican. Kendati sempat menyentuh angka 40.5 derajat celcius tapi Dhican terlihat stabil, tidak kejang, dan tetap kami paksa untuk mau minum air sebanyak-banyaknya.

Senin (1/8/2016). Pagi langsung kami bawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan cek darah. Hasil cek darah menunjukkan kondisi masih bagus yaitu Platelet (trombosit) masih 153.000 (masih ada di range normal, yaitu 150.000-400.000). Tetapi karena kondisi Leucosit (3,0) dibawah standar range yang seharusnya (5,0 – 10,0) dan dengan mempertimbangkan hasil -hasil lainnya, dokter menyarankan agar Dhican dirawat inap. Kami kemudian berdiskusi dengan si dokter agar jika memungkinkan, kami tetap bisa merawat Dhican di rumah, tidak perlu rawat inap. Dokter pun kemudian menjelaskan sejumlah hal-hal yang harus kami lakukan (memberikan banyak minum cairan apa saja terutama sari buah, melakukan cek darah setiap hari sampai hari ke tujuh) dan hal – hal yang harus kami waspadai ( telapak tangan anyep/dingin, muntah, bab hitam, terlihat lesu di masa-masa tapal kuda, dan adanya tanda-anda pendarahan).

Selasa (2/8/2016). Semalam Dhican masih saja tetap tidak bisa tidur, suhu badan naik turun, dan keluhan pusing, pegal kami tetap mewarnai. Sore harinya kami cek darah lagi, Platelet (trombosit) kembali turun, kali ini ke angka 110.000. Khawatir dengan kondisinya, saya dan istri pun berdiskusi (lebih tepatnya berdebat) tentang penanganan kondisi Dhican, apakah tetap dirawat di rumah atau kali ini menyerah untuk dirawatinapkan agar lebih terpantau kondisinya. Kami pun berkonsultasi dengan dokter lain yang kami anggap bisa memberikan pendapat dengan lebih netral. Hasilnya, dokter tersebut menyatakan bahwa trombosit seperti itu masih cukup aman dan tetap bisa dilanjutkan dengan perawatan di rumah saja, yang penting posisi hematokrit masih di level yang normal (saat itu  hematokrit menunjukkan angka 37 dari range normal 33-45), si anak tidak muntah-muntah (dikhawatirkan bisa menyebabkan dehidrasi), dan tetap dijaga agar selalu banyak minum. Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perawatan di rumah.

20160802_194628

Rabu (3/8/2016). Baru semalam Dhican akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Suhu badannya turun mendekati normal. Tapi kami tahu, bahwa Dhican sedang memasuki fase tapal kuda, fase paling berbahaya yang suka menipu, dimana seolah-olah kondisi penderita DB dianggap sudah sembuh, tapi ternyata belum. Fase ini ada yang berpendapat mulai hari ke 5 s.d. hari ke 6, ada yang bilang hari ke 4 s.d. hari ke 6, ada juga yang berpendapat dari hari ke 4 sampai hari ke 7. Porsi minum Dhican tetap kami perhatikan. Keluhan kali ini berganti, bukan lagi pusing atau pegal, tetapi terasa gatal di kedua telapak kaki. Hari ini kami tidak melakukan cek darah, karena masih ada trauma di hati Dhican yang memang agak paranoid dengan jarum suntik. Kasian juga, melihatnya harus menderita selama ini, terutama di waktu-waktu malamnya yang selalu susah tidur.

Kamis (4/8/2016). Semalam kembali Dhican susah tidur. Keluhan gatal di telapak kakinye membuat Dhican susah tidur. Hari ini kami kembali membawanya untuk dilakukan pengecekan darah. Trombosit kembali turun, kali ini ke angka 95.000, dan ini sudah kami perkirakan sebelumnya. Tapi melihat kondisi tubuh Dhican yang mulai terlihat makin segar dan aura lebih cerah, kami optimis angka 95.000 tadi bukan lagi angka penurunan, tetapi mungkin sudah menjadi angka titik balik ke atas , mengingat kami terakhir memeriksakan darahnya adalah Selasa sore (selisih 43 jam).

20160804_164943

Jumat (5/8/2016). Dhican terlihat stabil, asupan angkak (tersedia dalam bentuk kapsul, atau ekstrak teh, atau sirup yang dicampur dengan sari kurma dan madu) yang selama ini kami berikan ternyata memberika hasil yang bagus. Kami pun sepakat untuk memeriksakan darah terakhir besok saja, di hari Sabtu, di hari ke-8nya untuk memastikan semua baik – baik saja.

Sabtu (6/8/2016). Dhican tes darah terakhir, dan semua terlihat normal, termasuk trombositnya yang sudah ada di angka 305.000. Hari itu Dhican sudah mulai terlibat permainan dengan teman – teman di lingkungan sekitar rumahnya, kendati terlihat belum segar betul, tapi kami percaya Dhican sudah melewati masa-masa terberat dari sakitnya.

20160806_162155

Hal – hal yang dapat kami ambil pelajaran :

  • Demam berdarah, terutama untuk anak-anak, tidak harus dirawat di rumah sakit, sepanjang kita tahu dan fokus dalam penanganannya, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan cairan tubuh di penderita
  • Selalu konsultasikan dengan dokter setiap perkembangan hasil pemeriksaan darah, sukur2 bisa ketemu dokter yang netral dan jujur dalam memberikan pendapatnya.
  • Jika tidak bisa melakukan keduanya, amannya sih memang harus dirawatinapkan di rumah sakit, agar bisa terpantau dengan konsisten dan lebih cepat penanganannya apabila tiba-tiba terjadi perkembangan ke arah yang tidak diinginkan.

 

 

Sembalun Lawang dan Edensor

Letak wilayah Sembalun Lawang itu memang unik, semacam tersembunyi diantara lingkaran sejumlah bukit yang berjajar sedemikian rupa dengan Gunung Rinjani sebagai pemimpinnya. Menyusuri jalan menuju Sembalun itu seolah sedang mengikuti jalan menuju sisi dunia yang berbeda.

Sebagai contoh gambaran, misalkan kita dari Mataram dan akan menuju Sembalun, maka salah satu jalurnya adalah kita akan melewati sejumlah daerah seperti Cakranegara, Selong, Masbagik, Aikmel, yang kesemuanya itu adalah kota kecil dengan penduduk cukup padat dan ramai kendaraan. Begitu kita mengambil jalur dari Aikmel menuju Sembalun, maka kita akan melewati jalur dimana disisi kiri dan kanan kita adalah hutan yang cukup lebat, dengan jalan aspal kecil, penuh kesunyian. Dan itu berlangsung hingga beberapa kilometer ke depan, hingga kemudian kita tiba di sebuah tanjakan yang sangat tinggi, dan begitu kita sampai di puncak tanjakan itu kita akan dihadapkan pada pemandangan seperti ini :

20151015_165224

Ya, ada kemiripan antara Sembalun ini dengan Edensornya Andre Hirata. Jika Edensor itu adalah sebuah desa kecil di Inggris yang dilihat gambarnya oleh Andrea saat dia masih kecil, dan kemudian berangan-angan ingin mendatanginya, maka Sembalun ini adalah sebuah daerah yang begitu ingin dikunjungi oleh Bunda begitu melihat foto-foto saat saya melakukan perjalanan trekking Rinjani tahun 2006 lalu.

20151015_165528

Dua – duanya sama-sama impian seseorang gegara melihat sebuah foto atau gambar. Dua-duanya sama-sama sebuah desa kecil yang terpencil atau jauh dari keramaian. Coba silahkan googling menu gambar Edensor dan Sembalun Lawang, maka Anda akan mendapatkan gambar sesama desa kecil yang hijau dan tenang.

Menuruni lereng gunung menyusuri lembah menuju Desa Sembalun, kita akan menemukan banyak kebun strawberry, ladang cabe, dan sejumlah tanaman sayuran. Sejumlah penginapan dan masjid  berdiri di kiri kanan jalanan kecil itu. Menurut beberapa orang penduduk asli Lombok, memang masyarakat Lombok ini (tidak terkecuali penduduk Sembalun) senang sekali membangun masjid. Wajar jika Lombok juga mendapat julukan sebagai Pulau Seribu Masjid.

20151015_175947

Pola hidup masyarakat, bentuk bangunan, dan alam di Sembalun ini mengingatkan saya akan daerah Ternate dan Tidore (Maluku Utara) yang dulu pernah saya tinggali selama 1,5 tahunan. Penduduknya rata-rata ramah terhadap pengunjung atau orang asing. Saat sholat berjamaah, semua memakai peci. Tidak ada yang tidak memakai tutup kepala. Gotong royong masih sangat kental di desa ini, terlihat saat bagaimana masyarakat (tidak terkecuali para ibu-ibunya) bersama – sama membangun masjid. Sama dengan orang Tidore yang dengan sukarela akan membantu tetangganya yang sedang membangun rumah tanpa harus diminta.

Bentuk atap bangunan antara Sembalun dan Ternate juga mirip. Biasanya berupa seng atau papan asbes yang dipaku ke kayu atapnya. Atap seperti ini biasanya dipilih untuk daerah -daerah yang berangin kencang. Ternate banyak angin kencang dari laut, sedangkan Sembalun angin kencang dari gunung.

Alamnya juga serupa, banyak angin, iklim dingin pegunungan (Ternate juga merupakan daerah di lereng gunung, yaitu Gunung Gamalama), dengan intensitas cahaya matahari yang menyengat. Suara gema tahrim dari kaset yang dilantunkan dari masjid-masjidnya Sembalun Lawang sebelum adzan dimulai, adalah hal yang biasa ditemukan juga di Ternate.

Sembalun adalah keindahan landscape. Jajaran tak beraturan Bukit Anak Dara, Bukit Nanggi, Bukit Selong, Bukit Telaga, Bukit Pergasingan, dan Gunung Rinjani menjadikan Sembalun terlihat indah dilihat dari sudut manapun.

20151016_060047_001

20151016_071038

20151016_080437

20151017_081638

Sembalun adalah kenangan. Nostalgia pertemuan kembali antara saya dan Pak Askar yang mem-porter-i kami waktu mendaki Rinjani tahun 2006 lalu. Beliau sekarang sudah tua dan tidak lagi menjadi porter, dan memilih membuka usaha warung kecil-kecilan sambil menggarap sawah.

20151016_142706

Sembalun adalah keindahan, yang kemudian akan melenakan anda untuk mengucapkan kata “Aku akan kembali lagi” sebelum meninggalkannya pergi.

20151016_180954

20151017_074332

20151017_075137

Mentari Pagi, Rinjani, dan ….. Sapi !

Ini cerita tentang penentuan siapa yang lebih kuat antara saya atau sapi !

Awal Oktober ini saya beserta keluarga menyempatkan untuk mendatangi Desa Sembalun Lawang. Ini semua berawal dari ketertarikan bunda saat melihat foto-foto yang pernah diambil waktu saya pertama kali mendatangi desa ini tahun 2006. Skedul dibuat, biaya terkumpul, jadilah kami sekeluarga berangkat ke Sembalun Lawang

Rencana awal, kami berempat akan mencoba mendaki Bukit Pergasingan bersama-sama. Tetapi sepertinya Bunda, Ale dan Dhican terlihat kecapaian setelah beberapa hari sebelumnya langlang keliling Bali, Trawangan, dan Mataram. Akhirnya saya berangkat sendiri dengan ditemani seorang guide bernama Henry.

Jumat (16/10/2015) pagi dini hari sekitar jam 03.30 kami memulai perjalanan. Sekitar 500 meter kami berdua berjalan menyusuri jalanan kampung, menembus kabut, dengan lolongan anjing liar di setiap sudut tikungan. Anjing- anjing ini memang liar hidup di sekitar Sembalun Lawang, dan populasinya makin lama makin banyak. Mereka hidup dan berkeliaran dari Plawangan Rinjani hingga kampung-kampung.

Sebuah bangunan tangga dari semen cor dengan puluhan anak tangga menyambut awal pendakian kami. Kami menaikinya dengan perlahan dengan masing-masing mengandalkan sorotan senter sebagai penunjuk jalannya.

Medan berikutnya berganti dengan bebatuan dengan tingkat kemiringan hingga 60 derajat. Mungkin karena sudah lama tidak naik gunung dan jarang berolah raga, dalam 20 menit pendakian saya sudah langsung meminta berhenti. Jantung berdebar kencang dan keras sekali, keringat pun menetes dalam dingin udara pagi. Terdengar keras nafas saya memburu, dan memaksa saya untuk duduk lebih lama.

Mungkin lebih dari 10 menit waktu yang saya perlukan untuk istirahat. Saya minum seteguk air lagi dan memberi isyarat ke Henry untuk kembali melanjutkan perjalanan. Dan seperti yang sudah-sudah, setiap naik gunung, 15-30 menit pertama itu adalah perjalanan yang paling berat. Setelah itu, kaki dan tubuh serasa mulai bisa menyesuaikan untuk bisa diajak mendaki. Saya hanya sekali mengambil istirahat tadi, dan terus mendaki bersama Henry. Tiba di punggungan barat, suara – suara tahrim dari banyak musholla dan masjid yang ada di Sembalun mulai terdengan bersahut – sahutan. Pertanda sebentar lagi shubuh.

Dan benar saja, tak lama kemudian adzan shubuh pun mulai terdengar dari satu, dua, tiga, dan akhirnya saling bersahutan dari masjid dan mushola di Sembalun. Di punggungan ini angin terasa kencang sekali. Untung saya mengambil waktu naik di bulan oktober, dimana cuaca saat itu tidak sedingin di bulan Juli atau Agustus.

Sebuah tempat yang cukup landai berhasil saya temukan, dan saya memutuskan untuk melaksanakan sholat shubuh disitu. Henry sama minta untuk mengawasi karena di saat yang bersamaan terdengar suara beberapa anjing liar yang berlari mendekat. Saya jadi teringat saat tahun 2006 lalu ke Rinjani, dan sholat saya di kawasan pinggir Danau Segara Anak diawasi oleh seekor babi hutan.

Selesai sholat, Henry meminta saya untuk bergegas agar bisa menyaksikan proses keluarnya matahari dari ufuk timur. Semburat cahaya sudah mulai memendar di langit pagi. Rinjani yang beberapa menit lalu masih berupa benda hitam besar menakutkan, sekarang mulai menyecap cahaya. Jalanan yang saya lalui pun mulai tampak, kendati sesekali saya tetap harus menggunakan senter sebagai penerang.

20151016_053448

Dan lho…..apa ini ? Ternyata sepanjang jalan setapak di punggungan ini kami banyak sekali menemukan kotoran sapi yang sudah mengering.

What ?! Sapi-sapi itu mendaki sampai disini ?!

Dengan membawa tubuhnya yang berat itu ?!

Ah saya tentu saja tidak mau terima jika harus kalah sama sapi dalam mendaki bukit ini. Kembali saya mempercepat kaki menyusul Henry yang sudah dua puluhan meter di depan. Lamat terdengar percakapan dan sesekali teriakan dari arah atas. Rupanya malam ini ada juga yang membuat camp di Bukit Pergasingan ini. Ah itu dia mereka.

20151016_052821

Saya mendekati mereka dan kami saling menyapa. Ada tiga orang saat itu, dua lelaki dan satu wanita. Rupanya mereka dari Malaysia. Dan saya menduga nama mereka Ipin, Upin, dan Kak Ros. Hahaha…

Saya pikir di tempat camp orang-orang Malaysia inilah puncaknya Bukit Pergasingan. Ternyata Henry masih mengajak untuk mendaki lebih tinggi lagi dengan menerobos semak-semak belukar untuk mendapatkan puncak tertinggi dan spot terbaik dalam menikmati sunrise.

Saat di camp tadi, saya sempat geleng – geleng kepala saat masih saja menemukan “jejak” para sapi itu di sekitaran. Gila memang stamina sapi – sapi itu. Dan saya menghibur diri dengan membatin “Ah, sapi kan walaupun badannya berat, kakinya kan ada empat, wajar jika mereka lebih kuat dari manusia” Haha.

Senyum tersungging. Selama jalan naik dari camp menuju puncak dengan melewati jalur semak-semak, saya tidak menemukan “jejak” sapi itu. mati kau sapi ! Tak bakalan kau mampu mendaki sampai setinggi ini, batin saya sambil mengatur nafas yang mulai terengah-engah tidak beraturan.

Upin Ipin dan Kak Ros tadi ternyata ikut bersama kami berdua. Jadilah kami berlima berjalan menerobos jalur semak menuju tempat yang dimaksud Henry.

Dan wow…..sampailah kita di puncak. tepatnya ada di punggungan timur Bukit Pergasingan. Dari atas ini, selain masih bisa menatap pemandangan Bukit Anak Dara, Bukit Telaga, Bukit Selong, dan Bukit Nanggi, kami ternyata mendapat spot menikmati sunrise yang lebih luas. Bahkan ada bonus karena kami juga bisa melihat laut dan Pulau Sumbawa. Wow !!

20151016_055408

20151016_060035

Saya dan para Malay tadi langsung saling bergantian memotret dengan latar belakang sunrise, sedangkan Henry memilih untuk segera mencari tempat terlindung dari angin dan menyalakan kompor untuk membuat kopi.

20151016_054515

20151016_055100_001

20151016_055213

20151016_055810

20151016_055749_001

20151016_063524

Puas mengambil foto dan menikmati pemandangan, saya menghampiri Henry yang sudah menggelar matras dan menyiapkan segelas kecil kopi panas. Ahhh, nikmatnya ngopi disini, ditemani sunrise, ditemani view pegunungan, ditemani udara dingin Pergasingan, ditemani budak-budak Malaysia, ditemani angin segar dan bisik daun pepohonan, ditemani……..tahi sapi !!

Arrrrgghh..bahkan di puncaknya sekalipun, saya masih menemukan beberapa kotoran sapi yang mengering itu. Arrrrgghh..saya marah sama sapi – sapi itu ! Saya terhina karena mereka dengan mudahnya bisa naik sampai sini sedangkan saya harus ngos-ngosan, keringetan, dengkul bergetar, dan pegal-pegal untuk mencapai puncak pergasingan ini. Sapiiii !!

Tiga puluh menitan kami berlima di spot itu, dan kemudian memutuskan untuk turun. Ipin, Upin dan Kak Ros, turun menuju camp, sedangkan saya dan Henry langsung turun pulang sambil mencari tempat yang agak landai untuk membuat sarapan pagi. Di camp tadi ternyata ada dua tenda yang berisi selain Ipin, Upin, Kak Ros, ternyata masih ada satu orang Malaysia lagi dan dua orang porter.

20151016_065024

Saya dan Henry menemukan tempat beberapa puluh meter di bawah camp, yang cukup nyaman untuk membuat sarapan. Nyaman disini artinya terlindung dari angin, datar, dan bisa menikmati makanan sambil memandang Rinjani tanpa penghalang. Menikmati landscape yang luar biasa dengan menu Desa Sembalun, sawah dan perkebunan, beserta sejumlah bukit yang mengelilinginya.

20151016_074825

20151016_074535

20151016_074026

20151016_071115

20151016_065744

Perjalanan turun pun berlanjut. Jalur turun terlnyata lebih sulit karena cukup curam, dan tentu saja menguras tenaga kaki karena harus banyak menahan beban tubuh dan tas saat menapak ke bawah. Dan kami harus melewati sisa-sisa tanaman yang terbakar yang menyisakan ranting-rantingnya yang cukup tajam.

20151016_080205

Saya sebenarnya sudah mulai melupakan masalah persapian tadi, sebelum kemudian langkah kami terhenti begitu melihat para sapi itu menghadang di kejauhan. Oh astaga, sepagi ini mereka sudah berhasil mencapai punggungan barat bukit ini !

20151016_075000

Sapi – sapi itu berlari turun kembali begitu melihat kami berdua. Saya tertawa puas penuh kemenangan. Akhirnya, saya bisa melegitimasi diri bahwa saya menang atas sapi – sapi itu !

Eh, tapi sebentar….. jika mereka turun, dan saya sudah tidak ada disitu, akankah mereka akan naik lagi ke bukit ini ? Ke puncak bukit yang harus saya tempuh dengan jalan kaki mendaki dua jam nonstop ?

Ya ! Mereka pasti akan tetap menaikinya kembali, demi mendapatkan makana rumput yang masih hijau yang tinggal tersisa di bukit-bukit. Mereka naik, kemudian turun, dan kemudian naik lagi dalam hitungan sesaat ! Dan sampai disitu saya akhirnya merasa dikalahkan, sebelum kemudian meneriakkan kembali pendapat dan legitimasi kemenangan saya tadi : ” Sapi kan punya empat kaki !”

Haddeeeeeuuuuhhhh……

20151016_085056

Taksi

Saya kehilangan HP yang di dalam sarung HPnya terdapat dua kartu ATM, sebuah SIM A, dan beberapa kartu lainnya. Sejak dulu saya memang tidak punya (dan anti) dompet, jadi semua kartu dan pengenal ada dalam sarung HP tersebut. Jadi, sekalinya hilang ya memang jadi agak kelabakan. Tapi ya sudahlah, toh itu tetap tidak mengubah prinsip saya untuk tidak mempunyai dompet.

Kembali ke cerita kehilangan tadi, awal kejadiannya adalah pada saat mengoperasikan sebuah layanan peta di HP di dalam sebuah taksi menuju Pasar Senen. Nah pas lagi pegang HP, Dhican tiba – tiba minta duduknya dipangku, dan secara tidak sengaja HP yang saya letakkan di atas paha saya pun jatuh di bawah jok kursi belakang taksi E yang saya tumpangi. Karena untuk mengambilnya saya terhalang tubuh Dhican,akhirnya saya berpikir untuk mengambilnya nanti saya pas mau turun. Tapi kembali,penyakit pikun saya datang tidak di saat yang tepat, pas turun saya lupa mengambil kembali HP yang jatuh di bawah jok belakang kursi taksi itu, dan baru sadar setelah beberapa menit kemudian, di saat si taksi sudah tidak lagi ada di tempat.

Mungkin saya termasuk orang yang lambat dalam bereaksi, karena baru menelepon pihak call centernya taksi E tadi setelah dua minggu dari kejadian, atau sepulang dari liburan. Tapi saya acung jempol dan salut dengan reaksi cepat pihak taksi E ini, karena sehari setelah saya telepon, mereka langsung menelepon balik mengabarkan tentang perkembangan kasus ini, bahwa nama supir,nomor polisi, dan nomor taksinya sudah ditemukan, tinggal menunggu perkembangan berikutnya.

Hari berikutnya kembali mereka mengabarkan bahwa semua kartu dan sarung HP ada dan siap untuk dikembalikan. Sarung HP ? Ya, hanya sarungnya, karena HPnya tidak ada. Menurut pengakuan si supir, dia hanya menemukan sarung HP beserta kartu-kartunya, tetapi sudah dalam keadaan terbuka dan tidak ada HPnya, itupun ditemukannya di TKP (pasar senen), dan di bawah mobil (bukan di bawah jok belakang ).

Ada kejonggolan eh kejanggalan disini. Pertama,saya yakin betul bahwa jatuhnya di dalam taksi E, bukan di luar taksi. Kedua, jika memang supirnya menemukan di TKP, kenapa tidak langsung dikembalikan ke saya ? karena toh saya masih ada di situ (sambil bawa barang bawaan seabreg plus tiga anak kecil). Ketiga, agak aneh kalau misalnya kita berandai-andai bahwa HP itu jatuh di luar mobil, dan si pengambilnya hanya mencopot HP dari sarungnya kemudian membiarkan sarungnya plus sejumlah kartu ATM dan SIM A tergeletak begitu saja. Kenapa tidak dibawa sekalian saja satu sarung HP beserta isinya, bukankah itu lebih praktis ?

Tapi ya sudahlah, toh kejadian ini awalnya memang kesalahan saya, dan saya tidak punya bukti kuat untuk menunjuk hidung siapa yang mengambil keuntungan dengan kejadian ini. Malamnya, semua kartu beserta sarung HPnya diantar langsung oleh si supir taksi E ke rumah saya. Overall, saya cukup puas dengan reaksi cepat yang dilakukan oleh pihak Taksi E ini dalam menanggapi keluhan atau pelaporan barang tertinggal. Bayangkan, hanya dalam dua hari sejak melapor, barang yang tertinggal bisa kembali (walaupun tidak lengkap), “hebat” bukan ?

Night Train

Anda yang mengambil program studi Ekonomi pada saat kuliah boleh berbangga, karena sampai sekarang baru Prodi Ekonomi yang sudah mempunyai kereta api. Lihat saja, dimana -mana di Indonesia ini adanya kereta api kelas ekonomi, tidak ada kelas mesin, kelas arsitektur, kelas elektro, kelas sipil, dan kelas-kelas lainnya. Hahaha

Naik kereta api untuk perjalanan panjang dari Malang ke Jakarta adalah pengalaman yang baru bagi kami. Alhamdulillah, kendati kelasnya ekonomi, anak-anak tidak banyak protes dan bahkan terlihat menikmati. Untungnya dulu saya pernah naik kereta api dari Jakarta ke Semarang, sehingga sedikit banyak sudah mengenal seluk beluk kereta tentang bagaimana memilih tempat duduk yang nyaman, bagaimana menggunakan toilet, serta bagaimana mengatur sholat di dalam kereta.

???????????????????????

Di kereta ekonomi, disewakan bantal dan selimut. Jumlah bantal sangat terbatas, jadi ada baiknya jika ada petugas kereta menawarkan penyewaan bantal, anda langsung saja memesannya. Sedangkan selimut sepertinya kurang begitu diminati oleh para penumpang, tapi jika anda khawatir kedinginan silahkan pesan saja karena harganya juga tidak mahal kok. Bantal sekali sewa sampai tempat tujuan dihargai Rp. 5000,- Sedangkan selimut, saya tidak tahu harganya, tapi ya kurang lebih berkisar antara Rp. 3000,- sampai Rp. 5000,- .

Ada pengalaman baru bagi kami, yaitu saat istri tiba- tiba punya ide untuk mengajak anak-anak ke kafetaria atau dapurnya kereta. Kamipun ke gerbong dapur itu yang letaknya di belakang gerbong empat, kemudian memesan beberapa makanan dan minuman, dan memakannya disitu.

??????????????????????? ???????????????????????

Alhamdulillah, di dalam kereta juga kami adakan pembelajaran tentang sholat di kendaraan untuk anak -anak.

???????????????????????

BATU (Tidak Cukup) dalam Sehari

Tuntas menikmati Bromo, kami melanjutkan perjalanan ke Kota Batu di wilayah Kabupaten Malang. Oki sepertinya salah mengambil keputusan dalam menentukan jalan menuju Batu, sehingga kami memutar dan memakan waktu yang lebih lama. Sore sekitar jam 16.00 kami baru sampai di lokasi tempat menginap kami yaitu di Batu Green Village yang lokasinya tepat didepan Jatim Park 2. Sebenarnya Batu Green Village ini adalah sebuah komplek perumahan, tetapi beberapa rumah oleh pemiliknya disewakan untuk para wisatawan yang sengaja mendatangi wilayah Batu ini.

???????????????????????

Rumah yang kami tempati ini mempunyai tiga kamar tidur, satu kamar mandi dengan fasilitas air hangat, dapur, dan ruang tamu yang dilengkapi dua sofa bed. Kapasitasnya untuk 8 orang dewasa, dengan harga sewa per malam sekitar Rp. 700.000,- per hari di hari biasa, dan Rp. 1.400.000,- per hari di hari libur atau high season.

Karena kami tidak cukup banyak mengumpulkan informasi, serta karena terbatasnya waktu yang kami miliki, kami pun gagal menjelajahi semua objek wisata menarik di Kota Batu ini. Objek wisata yang masuk dalam list kami yang akan dikunjungi adalah Jatim Park 1, Jatim Park 2, Eco Green Park, Museum Angkutan, dan Batu Night Spectaculer (BNS). Yang kemudian terjadi adalah, kami seharian terperangkap di Eco Green Park, dan malamnya sebagian dari kami menikmati BNS.

???????????????????????

Eco Green Park menjadi pilihan kami karena tema yang diusung oleh objek wisata ini adalah bermain sambil belajar. Objek yang ada di dalamnya umumnya didominasi oleh puluhan jenis satwa burung, serangga, dan unggas.

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

Beberapa stand yang menyediakan pembelajaran adalah stand pembuatan gas dari kotoran sapi, proses penanaman strawberry, serta pemanfaatan air yang diolah menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik.

Sedangkan arena bermain terdiri dari permainan musik dari air, outbound wahana air beserta kolam renangnya, dan permainan perang perahu air. Disamping itu juga ada wahana lainnya yang mempelajari tentang seni dan budaya, seperti sajian show gamelan bali, rupa-rupa candi di Indonesia, demontrasi gempa dan angin ribut, cinema 4D, dan lain – lain. Butuh seharian penuh agar anda bisa menikmati seluruh wahana yang ada di Eco Green Park ini.

?????????????????????????????????????????????? ?????????????????????????????????????????????? ??????????????????????? ???????????????????????

Setelah menyempatkan pulang ke rumah (dengan jalan kaki, karena jaraknya memang sangat dekat dari penginapan) dan istirahat, malamnya kami ke BNS. Menurut saya, BNS tidak sespektakuler berita atau iklannya. Objek wisata malam ini tidak lebih dari sejenis pasar malam di daerah Jabotabek atau semacam tempat-tempat bermain di mall-mall, tetapi menyajikan sejumlah permainan yang lebih banyak dan mempunyai andalan pencahayaan di lampion-lampionnya.

Letak Eco Green Park berdekatan dengan Jatim Park 2, bahkan antara kedua objek wisata ini ada tiket terusannya. Jadi, sebaiknya sediakan seharian penuh dan pintarlah membagi waktu untuk menikmati dua objek wisata ini sekaligus. Jika punya waktu lebih, hari berikutnya anda bisa mengunjungi Jatim park 1 dan Museum Angkutan.

??????????????????????? ???????????????????????

Kamis (25/12) jam 9 pagi walaupaun masih ingin menikmati liburan dan bermalas-malasan di sejuknya udara kota Batu, kami sudah harus check out meninggalkan penginapan menuju stasiun kereta Kota Baru di Malang.

Bromo : Calo, Kenangan, dan Keanggunan Abadi

Ini cerita tentang sebuah perjalanan yang secara tidak sengaja menyeret kami masuk dan terjebak dalam dunia percaloan. Diawali dengan sebuah kesepakatan dengan supir yang bernama Tikno yang mengantarkan kami dari Bandara Juanda ke Ampel Surabaya kemarin, akhirnya disetujui bahwa Tikno siap mengantar kami dari Surabaya menuju Bromo, menginap semalam, dan mengantar kami lagi menuju Batu.

Harga yang disepakati adalah Rp.1.500.000,- net, itu sudah termasuk ongkos sewa mobil, tol, bahan bakar, parkir, berikut inap dan makan sopir ditanggung sopir itu sendiri. Setelah membandingkan harga, jika dihitung dengan kondisi kami yang berjumlah anggota keluarga banyak, kami berpikir bahwa harga itu cukup bersaing.

FYI, kami terdiri dari 6 orang dewasa, 4 anak kecil, dan seabreg barang bawaan bak orang pindahan. Jadi, awalnya kami merencanakan untuk menyewa dua buah mobil. Dengan asumsi satu mobil per hari sewanya 300 ribu, dua hari 600 ribu, maka dua mobil dua hari sekitar Rp. 1.200.000,- dan itu belum termasuk biaya buat dua orang supir untuk dua hari. Akhirnya kami terima tawaran Tikno.

Dan yang kemudian terjadi adalah, di hari yang dijanjikan (Senin, 22/12), Tikno mengabarkan bahwa dia tidak bisa menyetir dan mengirim orang lain untuk mengantar kami dengan mobil yang berkapasitas lebih besar (Avansa putih diganti Grandmax). Awalnya kami tidak menganggap hal itu sebagai masalah sepanjang perjanjian yang sudah disepakati tidak diubah. Tapi ternyata Oki, supir yang dikirim oleh Tikno diberikan penjelasan yang berbeda. Akhirnya setelah clear permasalahan segitiga informasi ini, kami start dari Ampel Surabaya menuju Bromo sekitar jam 10.15 menit.

Sempat beberapa kali mampir untuk mengisi bahan bakar, makan siang, dan belanja makanan dan minuman ringan, akhirnya kami sampai di Bromo sekitar jam 16.00. Waktu itu kami sudah dihitung tiket high season,sehingga masing-masing satu orang (dewasa) kena charge Rp. 30.000,- dan mobil kena charge Rp. 11.000,-. Biasanya di loket pembayaran masuk ke kawasan wisata Bromo ini akan ada banyak orang yang menawarkan jasa penginapan maupun jasa tumpangan mobil hartop menuju dua atau empat lokasi yang berbeda.

Untuk penginapan, sebaiknya pesan dari jauh – jauh hari, agar kita punya banyak pilihan dan bisa menentukan dimana akan menginap. Atau kalau memang saat sampai di Bromo belum memesan penginapan, sebaiknya datangi langsung saja penginapan yang dituju dan kemudian tanya harganya langsung, jangan menerima tawaran dari orang-orang lain yang kebanyakan ternyata adalah calo. Tentu saja kita akan kena charge lebih tinggi untuk sebuah penginapan jika melalui calo tersebut.(Tips 1)

Demikian halnya dengan penawaran tumpangan mobil hartop. Anda kami sarankan sudah mengantungi nomor telepon salah satu pemilik hartop tersebut. Jika anda memesan lewat orang – orang yang berlalu lalang di sekitar penginapan maupun di sekitar lokasi wisata, maka anda akan dikenakan biaya Rp. 550.000 untuk satu buah Hartop yang mengantar anda dari penginapan ke Pananjakan, kemudian ke Padang pasir (tempat berhenti bagi yang mau naik ke Gunung Bromo), dan kemudian balik lagi ke penginapan. Atau Rp. 850.000,- untuk mengantar anda ke dari penginapan ke Pananjakan, Bromo, Bukit Teletubbies, dan Padang Savana. Tapi jika anda memesan langsung ke pemilik Hartop, anda cukup dikenakan Rp. 450.000,- untuk biaya antar dari Penginapan ke Pananjakan dan ke Gunung bromo (padang pasir). Lebih murah Rp. 100.000,- lumayan khan….(Tips 2)

Bagi saya Bromo adalah tempat yang penuh kenangan,tempat pertama kali mengenal istri saya. Saya sudah empat kali ke Bromo dengan menginap di empat penginapan yang berbeda. Berdasarkan pengalaman selama saya berkeliling Bromo, Hotel Cemara Indah dan Hotel Lava View Lodge adalah yang paling saya rekomendasikan, karena kedua tempat tersebut mempunyai view langsung ke Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.

 Kembali ke cerita awal. Edisi kali ini kami menginap di Hotel Lava View Lodge. Setelah menurunkan barang – barang dari mobil, kami pun mulai menempati kamar masing – masing, kami pun dipersilahkan menikmati welcome drink berupa teh dan kopi panas. Minuman itu cocok untuk dipadukan dengan bakso yang dijual oleh beberapa penjual di sekitar lokasi hotel, plus sambil menikmati dinginnya udara dan view pegunungan yang awesome !

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

Oh ya, disinilah saya mendapat cerita dari Oki si supir bahwa ternyata dari harga Rp. 1.500.000,- sewa mobil yang kami bayarkan, menurut pengakuannya si Oki ini hanya mendapatkan Rp. 750.000,-. Jika langsung menghubungi Oki, kami cukup membayar Rp. 1.000.000,- saja untuk sewa mobil, bahan bakar, tol, dan parkir. Oke, walaupun sejak awal kenal sampai sekarang saya kurang bisa mempercayai Oki, tapi setidaknya saya bisa mendapatkan poin pertama bahwa si Tikno yang mengirim Oki ini adalah calo, dan kedua bahwa biaya sewa mobil bisa ditekan andai kita kenal langsung dengan pemilik mobil rentalan. Jadi, jika anda berminat ke Bromo dari Juanda Surabaya, segera cari nomer telpon pemilik mobil rentalan langsung, jangan melalui calo. (Tips 3)

Kabut datang dengan cepat, menandakan gelap sebentar lagi berkuasa. Kami pun segera beristirahat, tidur, sambil menunggu dibangunkan oleh pemilik Hartop.

Sebelum berangkat menuju Pananjakan, sebaiknya anda berwudhu di penginapan dahulu, mengingat biasanya di Pananjakan akan penuh dengan para wisatawan dengan tempat wudhu dan sholat yang sangat terbatas. Jaga wudhu hingga waktu Shubuh menjelang, dan syukur-syukur anda membawa matras sekalian untuk menghindari antrian sholat di mushola di Pananjakan yang ukurannya sangat kecil. (Tips 4)

Sekitar jam 3 pagi kami berangkat dari penginapan menuju Pananjakan. Jalan dari penginapan turun menuju padang pasir sekarang sudah diaspal bagus tidak seperti dulu. Jalanan di padang pasir pun sudah diatur. Jarak pandang terbatas ke depan karena tertutup kabut bagi sopir Hartop bukanlah masalah besar. Sekitar setengah jam perjalanan kami terpaksa berhenti jauh dari view point pananjakan karena saking banyaknya Hartop yang sudah parkir di pinggir kiri kanan jalan, ditambah dengan motor ojek yang makin menambah crowded jalanan.

Motor ojek ini dulu belum ada. Mungkin mulai ada sejak jumlah Hartop makin banyak sehingga parkirnya harus berderet hinga makin jauh dari view point pananjakan sehingga para tukang ojek dadakan ini menangkap adanya peluang mengantarkan para penumpang hartop yang tidak beruntung mendapatkan parkir yang jauh dari view point. So, tips berikutnya, berangkatlah sepagi mungkin dari penginapan agar mendapatkan parkir yang paling dekat dengan view point pananjakan (Tips 5). Tapi jika anda terpaksa mendapatkan parkir hartop yang jauh dari view point pananjakan, jangan langsung naik ojek. Biasanya para tukang ojek ini menawarkan harga Rp. 50.000,- untuk mengantar anda sampai view point pananjakan. Nah anda cobalah jual mahal terus berjalan dan seolah tidak butuh ojek (pura-puralah kuat berjalan walaupun itu berat hahahaha), kemudian setelah sekian meter berjalan cobalah bernegosiasi harga.Para tukang ojek ini jumlahnya banyak, jadi sesama mereka ini saling bersaing. And then, terbukti trik saya ini berhasil, kami hanya dikenakan biaya Rp.10.000,- per orang (bukan per motor ya) untuk diantar ke view point Pananjakan (Tips 6).

Dan here it is. Sampailah kami di Pananjakan. Tempat terbaik untuk menikmati pemandangan Gunung Batok, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Pegunungan Tengger, hingga lautan pasir dan selimut kabutnya, serta jika beruntung anda akan mendapatkan sunrise yang bagus. Jika anda ingin mendapatkan view yang agak leluasa, cobalah berjalan terus hingga ke ujung pemancar, disitu jumlah pengunjung atau wisatawan tidak sebanyak di tempat lainnya.

??????????????????????? ???????????????????????

?????????????????????????????????????????????? ??????????????????????? ???????????????????????

Setelah puas menikmati pemandangan dan suasana Pananjakan, kami menyempatkan untuk sekedar minum teh dan makan gorengan untuk menghangatkan tubuh dan sekaligus mengisi perut. Untuk souvenir berupa kaos atau t-shirt, sebaiknya jangan beli disini karena harga disini lebih mahal dibanding jika anda beli di bawah, di lautan pasir (Tips 7).

Perjalanan turun dari Pananjakan ke Padang pasir memang tidak semacet pada saat naiknya, karena kami memang sengaja memilih waktu agak sedikit siang untuk turun. Hartop sekarang hanya boleh mengantar pengunjung sampai di padang pasir, beberapa puluh meter dari Pura (tempat beribadah umat Hindu Tengger). Dari sini akan banyak orang yang menawarkan jasa mengantar dengan kuda hingga tangga Gunung Bromo pulang pergi, dengan harga Rp. 125.000,- per kuda. Artinya, anda akan diantar hingga mendekati tangga Gunung Bromo, kemudian ditunggu sampai selesai, dan diantar kembali ke tempat Hartop anda.

??????????????????????? ???????????????????????

Saran saya, tolak dulu tawaran naik kuda ini, kemudian mulailah anda berjalan menuju arah tangga Gunung Bromo. Untuk beberapa puluh meter ke depan medannya relatif landai kok, jadi bisa ditempuh dengan jalan santai. Pada saat anda jalan, para pemberi jasa kuda ini biasanya akan mengikuti anda terus sambil menawarkan harga sekali antar maupun bolak-balik yang makin lama harganya akan makin turun.

Ambillah harga sekali jalan (bukan bolak balik), kami disini bisa mendapatkan harga Rp.40.000 untuk sekali jalan. Nah nanti, jika selesai menikmati suasana puncak dan kawah Bromo, silahan mencari kuda lagi untuk mengantar perjalanan anda kembali ke hartop. Untuk perjalanan pulang ini kami bahkan dapat menawar hingga harga Rp. 25.000,-. Seperti tadi juga, berjalanlah beberapa puluh meter ke depan dan pura-pura tidak butuh tumpangan kuda. Jadi, total kami hanya membayar Rp. 65.000,- untuk pulang pergi naik kuda. Bandingkan dengan harga awal tadi yang seharga Rp. 125.000,-, bukankah kita bisa saving hinggaRp. 60.000,- ? Tentu jika ingin lebih hemat lagi, anda cukup mengikuti apa yang saya lakukan, menempuh jalan dari lokasi parkir hartop hingga puncak bromo dengan berjalan kaki. (Tips 8).

???????????????????????

???????????????????????

Dan kami pun mengambil sejumlah foto di lokasi ini dengan kalap. Soalnya indahnya itu lho cuy….

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

???????????????????????

Salut buat Ale, Dhican, Sisi, tiga anak kecil yang pantang menyerah menaiki 250 anak tangga menuju puncak Gunung Bromo. Setelah puas, kami pun kembali menuju hartop. Disini kami sudah diserbu oleh para penjual kaos dan souvenir. Kaos dijual cukup murah yaitu Rp. 50.000,- untuk tiga buah kaos atau Rp.100.000,- untuk 6 buah kaos. Jauh lebih murah dibanding harga kaos yang ditawarkan di Pananjakan tadi (Tips 9).

Kemudian kami kembali ke penginapan di Hotel Lava View Lodge. Oh ya, jangan lupa untuk mengatur waktu anda ya, karena biasanya waktu sarapan pagi dibatasi hanya sampai jam 09.00 atau hingga jam 10.00 saja, dan check out jam 11.00. So, jangan sampai anda melewatkan breakfast anda dan terlambat untuk check out.

Tepat jam 11.00 kami pun selesai membereskan semua peralatan dan kembali ke mobilnya Oki yang siap mengantarkan kami menuju Kota Batu, Malang.

Eh iya, ada baiknya jika anda meluangkan waktu lebih dari sehari di kawasan Wisata Bromo ini, karena disamping anda akan lebih terpuaskan, juga ada beberapa objek lain di sekitar Bromo ini. Yang paling bagus adalah air terjun Madakaripura yang indah sekali dan sayang untuk dilewatkan.