MAHA KUASA

Kejadian yang pernah saya tulis DISINI mengajarkan dan membalikkan persepsi saya atas dua hal

Pertama, makin mempertegas dan menyadarkan diri bahwa jika Alloh berkehendak, maka tidak ada satupun yang bisa menghalanginya. Penjelasannya begini. Saya sudah mulai membina dan membangun sebuah keluarga bahagia sejak tahun 2003 dan sampai sekarang, 8 tahun lebih, alhamdulillah tidak banyak mengalami guncangan berarti. Kami sekeluarga hidup dengan nyaman, bahagia, sejahtera, penuh kerahmatan, atau bahasa damainya sakinah mawaddah warohmah.

Andaikan saja, dalam kejadian yang saya tulis DISINI tadi kemudian Alloh menakdirkan lain, mohon maaf, misalnya korban akhirnya meninggal, maka mungkin saja saya sekarang sudah masuk ke dalam penjara tanpa kesalahan yang saya lakukan. Anak dan istri terguncang psikologisnya, dan bukan tidak mungkin kami menjadi keluarga yang berantakan tidak lagi seperti dulu. Alloh bisa mengubah kondisi keluarga kami yang kami bangun dengan hati-hati sejak tahun 2003, hanya dalam hitungan detik. SUBHANALLOH

Kedua. Dalam tulisan yang saya posting DISINI, saya menyebutkan bahwa sebelum berkendara kami sudah membaca doa, berhati-hati, dan mengendarai kendaraan sesuai dengan aturan yang ada. Artinya, saya sudah menempuh syarat2 rule dan ritual yang seharusnya menjamin keselamatan saya.

Selama ini saya selalu beranggapan bahwa jika kita membaca doa dan berhati-hati, maka Alloh pasti akan menjaga keselamatan kita. Ternyata saya tidak sadar sudah riya, mengagung-agungkan “effort” saya dalam berdoa dan berhati-hati.

Dengan kejadian ini, seolah Alloh berkata : “effortmu itu tidak ada artinya dibanding kekuasaanKU. Semua yang terjadi di dunia ini adalah karena kuasaKU, bukan karena effortmu, manusia !” SUBHANALLOH.

Separator

Buat para pengendara motor/ mobil, jika anda mengendarainya di malam hari, pastikan semua fungsi perlampuan anda berfungsi dengan baik ! Ini bukan saja tentang keselamatan anda, tetapi juga keselamatan orang lain, keselamatan anak cucu, keselamatan keluarga, keselamatan teman, keselamatan kita semua.
——————————————————

Separator jalan yang ada di depan komplek perumahan Taman Royal 2 itu memang sudah seringkali menyebabkan kecelakaan. Mungkin karena minimnya penerangan lampu jalan atau kurang hati-hatinya para pengendara, terutama di malam hari.

Saya pernah menyaksikan dua kali, mobil nyangkut di separator itu. Sedangkan momen menemukan pecahan kaca akibat kecelakaan sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Tetapi saya sungguh tidak menyangka jika ternyata malam itu giliran saya yang “ditunjuk” untuk mengalaminya.

Malam itu (Rabu, 7/3/2012) seperti biasa saya pulang dari menjemput anak-anak yang seharian saya titipkan di rumah mertua. Sekitar jam 8-an waktu itu. Mobil seperti biasanya hanya berganti dari gigi satu dan gigi dua mengingat jalan yang saya lalui menuju jalan raya cukup sempit. Begitu keluar dari komplek Taman Royal 1-3 pun saya langsung dihadapkan dengan ramainya lalu lintas Jalan KH Hasyim ashari.

Saat mobil baru masuk gigi dua dan baru jalan sekitar 10 meteran, saya bersama keluarga benar-benar dikejutkan oleh sebuah bayangan manusia yang tiba-tiba menabrak mobil kami, dan tanpa kami sempat mengerem, tubuh itu langsung terlindas mobil yang kami kendarai. Reflek saya segera menepikan mobil dan keluar menuju si korban, bersama dengan puluhan orang yang segera menjadikan tempat itu ramai.

Suara – suara mulai berdengung mengiringi kedatangan saya menuju tempat korban tertabrak. Ada yang mengomentari, ada yang memberi perintah, ada yang menunjuk-nunjuk saya seolah sebagai tertuduh utama, semua berdengung menjadi satu. Saya memutuskan memfokuskan diri pada korban, membuka helm yang masih melingkar di kepalanya, dan mengajak beberapa orang untuk menggotong korban itu menuju mobil saya untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Istri dan anak-anak saya minta keluar dan pulang ke rumah langsung, sedangkan saya bersama salah satu warga disitu membawa korban menuju rumah sakit Usada Insani, rumah sakit terdekat dari lokasi. Alhamdulillah, ternyata korban masih dalam keadaan sadar, dan masih bisa diajak berkomunikasi. Sambil menyetir kemudian saya minta si korban untuk menghubungi keluarga atau siapapun yang bisa segera dimintai tolong menemani ke rumah sakit.

Dalam perjalanan itu, korban yang bernama A itu kemudian sempat mengungkapkan permintaan maaf. Menurutnya, dia baru saja pulang dari arah Ciledug dengan mengendarai motor yang lampu depannya mati. Mungkin kaena kondisi jalan sekitar lokasi TKP cukup gelap, ditambah tanpa lampu motor, dan helm berkaca yang menghalangi pandangannya, akhirnya A tidak melihat bahwa disitu ada separator pembatas jalan yang kemudian ditabraknya.

Motornya menabrak separator jalan, kemudian tubuh A terlempar ke sisi jalan yang lain menabrak bemper depan mobil saya dan langsung jatuh tepat di depan roda mobil tanpa saya mampu mengeremnya.

Kembali ke perjalanan menuju RS Usada Insani tadi, seteah sampai, A segera dibawa ke UGD dan langsung ditangani oleh perawat dengan disuntik anti tetanus. Saat itu datang dua orang polisi yang mencatat data diri saya dan A. Kemudian kedua polisi itu berpamitan menuju tempat TKP. Sedangkan saya, tetap disitu dan memutuskan untuk menemani A sambil menunggu keluarganya datang. Mungkin sekitar satu setengah jam kemudian keluarganya baru datang. Selama kurun waktu itu, saya sempat ngobrol dengan A, dan A juga sempat menjawab beberapa telepon yang datang dari keluarga maupun teman-temannya.

Keluarga A datang sekitar pukul 9.30an, si ibu mengurus administrasi, sedangkan bapaknya langsung saya temui dan saya ceritakan kronologis kejadiannya secara runut, detail, dan tanpa ada yang saya tutupi.

Singkat cerita, subhanalloh, si bapak menerima cerita saya tadi, dan bahkan mengucapkan berkali-kali terima kasih karena saya sudah membantunya membawa A untuk mendapatkan perawatan dengan cepat. Bahkan si bapak menawarkan siap membantu perbaikan mobil saya yang rusak cukup parah di bagian bemper depannya. Tawaran itu tentu saya tolak, dan saya minta agar si bapak tetap fokus saja pada penanganan A agar cepat pulih.

Maha Suci Alloh atas kuasanya. Selepas dari Rumah Sakit, di rumah, saya dan istri coba mengintrospeksi diri atas diri kami pribadi. Kami meyakini dan memastikan bahwa sebelumnya kami sudah membaca doa naik kendaraan, berhati-hati, dan menjalankan kendaraan sesuai dengan aturan yang ada. Tetapi jika Alloh berkehendak, apapun bisa terjadi. Walaupun kami merasa sudah menjalankan rule dan ritual dengan benar, masih saja bisa terjadi hal seperti ini.

Itu membuat saya menjadi kecil, dan begitu tidak berarti. Alloh sudah menunjukkan kuasanya di depan mata kami. Alloh bisa mengubah puncak gunung menjadi dasar laut, membalikkan tanah subur kaum Luth, atau mengubur habis keperkasaan Pasukan Firaun, apalagi “hanya” sekedar membalikkan nasib saya, nasib keluarga kami.

Kami kemudian bersyukur karena sudah dilindungi dari hal yang lebih parah, bersyukur karena kemudian menemukan bentuk silaturrahim lain yaitu berkenalan dengan keluarga A yang luar biasa, dan bersyukur atas semua nikmat-nikmat yang seolah selama ini tertutup oleh kabut dunia, kemudian baru terkasat di mata setelah hal ini terjadi.