Rafting Cicatih 2013

Tanggal 14 September 2013 lalu instansi kami mengadakan Internal Corporate Value (ICV). Ini semecam pengenalan dan pendalaman tentang nilai – nilai yang selama ini menjadi acuan kinerja instansi kami. Tujuannya tentu saja agar setiap individu yang ada di instansi kembali diingatkan untuk selalu fokus pada goal yang sudah ditetapkan, dengan mengaplikasikan nilai-nilai tadi dalam pekerjaan.

Kegiatan ICV kali ini memilih tema Rafting dan outbound, sebagai sarana memperkuat teamwork. Lokasi yang dipilih adalah sekitar Sungai Cicatih Sukabumi. Rencana, seluruh pegawai akan dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok untuk mereka yang mempunyai nyali bermain rafting mengarungi sungai Cicatih, dan satu kelompok lagi untuk mereka yang tidak berani atau berhalangan bermain rafting. Seabgai gantinya,kelompok yang tidak bermain rafting diberikan game-game seru yang intinya menekankan pada kemampuan berinovasi dan menjalin teamwork yang kuat.

Rombongan berangkat darl kantor tanggal 14 September 2013, pagi jam 5 selesai sholat shubuh. Saya dan empat teman lainnya di hari sebelumnya (Jumat sore sepulang dari kerja) sudah berangkat duluan karena merasa agenda yang dibuat oleh kantor terlalu melelahkan. Setidaknya dengan berangkat duluan, kami berlima punya waktu istirahat yang lebih danĀ  bisa menjelajahi lokasi dengan lebih leluasa, apalagi salah satu dari kami adalah seorang photographer yang memang kerjaannya hunting objek – objek baru yang menarik. So,karena saya tidak ikut rombongan kantor, jadi yang saya tulis berikutnya adalah perjalanan kami berlima saja sampai kami bertemu rombongan kantor di esok harinya.

Kami berempat tiba di lokasipenginapan yang disediakan oleh pengelola rafting (Riam Jeram) jam 9 malam. Letak penginapan ini sendiri sekitar 4 kilo dari jalan besar. Kami harus memasuki jalanan berbatu dengan kontur perbukitan. Lumayan buat menghidupkan mata dari rasa kantuk. Disitu kami disediakan satu rumah panggung dua lantai yang mungkin muat untuk kapasitas 10 orang. Dan kami menggunakan satu lantai atas untuk tidur berlima. Namanya “temporary bujangan”, tentu saja kami berhaha hihi dulu sebelum akhirnya benar – benar tertidur jam 3 pagi dini hari.

cicatih1

Paginya, sambil menunggu rombongan kantor datang,kami habiskan waktu untuk sarapan pagi,mandi, dan keliling lokasi yang kebetulan cukup indah dengan panorama sungai, sawah, perbukitan, dan langit biru. Ingat penyebutan kalimat di atas, sarapan pagi kami sebutkan terlebih dahulu dari mandi karena bagi kami sarapan jelas lebih penting dari mandi. hahaha.

Okey, acara para lelaki bujangan selesai, saatnya bergabung dengan para rombongan kantor. Dari lokasi penginapan (yang juga sekaligus finish point) kami menyewa angkot seharga Rp. 60.000,00 menuju lokasi meeting point. Tidak menunggu lama, segera kami yang mengikuti rafting diangkut dengan beberapa angkutan kota menuju starting point. Sedangkan kelompok yang memilih ikut fun game, menunggu angkutan – angkutan kota itu kembali, untuk mengangkut mereka ke lokasi finish point, tempat dilaksanakannya fun game.

Jarak antara meeting point dengan starting point lumayan jauh dengan jalanan yang tidak begitu nyaman. Di starting point, seperti biasa, sebelum memulai kegiatan rafting para peserta diberikan beberapa pengarahan tentang bagaimana cara mendayung, mengemudikan perahu karet, menyelamatkan diri, dan sebagainya.

Sungai Cicatih saat itu dalam kondisi berdebit air di bawah standar. Saya sendiri sebelumnya pernah mencoba sungai ini beberapa tahun yang lalu, dengan debit yang lebih besar. Beberapa jeramnya masih sayan hafal sehingga tidak ada yang ‘mengejutkan’ atau hal yang baru dalam rafting kali ini. Malahan, perahu karet kami lebih sering nyangkut di batu. Tapi beruntung instrukturnya lumayan komunikatif, sehingga saya justry baayk mendapatkan tambahan pengetahuan tentang bagaimana strategiĀ  atau cara menghadapi jeram- jeram yang berbeda type-nya.

cicatih 2

cicatih 3

cicatih 4

cicatih 5

cicatih 6

Sekitar 2,5 jam jarak dua belas kiloan kami tempuh. Sampai di finish point kami segera membilas badan dengan air bersih, dan berganti seragam ICV, kemudian bergabung bersama teman – teman yang tadi memilih mengikuti fun game, untuk makan siang, dan mengikuti sesi pemaparan nilai – nilai instansi. Mr Pee Wee, selaku CEO kantor kami memberikan paparan dengan cukup menarik karena memasukkan beberapa game dalam sesi materi.

cicatih 7

Pukul 15,30an acara selesai,rombongan dari kantor kembali diangkut menuju meeting point dengan angkutan kota. Sedangkan kami berlima setelah membereskan semua barang dan administrasi, segera pulang menyusul.

Wara’ : Salak, Telur, dan Sandal

Anda tentu setuju : di saat banyak orang tua memakaikan sepatu pada anaknya cukup dengan langsung memegang kaki si anak kemudian memasukkannya ke dalam sepatu, maka saat ada orang tua yang membersihkan dahulu dalamnya sepatu untuk memastikan tidak ada kerikil atau tanah yang tertinggal di dalamnya, kemudian membersihkan telapak kaki si anak, baru setelah itu memakaikan sepatunya; saya akan memberikan nilai plus pada orang yang kedua ini.

Anda tentu juga setuju jika saya menaruh respek pada seorang tua yang memastikan bahwa jalanan di depannya tidak ada batu atau benda berbahaya lainnya, saat berdua bersama anaknya menunggu angkutan kota datang melintas. Itu juga berlaku untuk seorang supir yang memberi kesempatan jalan kepada seorang penyeberang jalan sambil menyalakan lampu hazardnya memberikan tanda agar kendaraan di belakangnya berhati-hati dan ikut memberikan jalan kepada si penyeberang jalan. Atau pada seseorang yang segera mematikan mesin motornya saat tiba di lingkungan Masjid saat menghadiri sholat fardhu lima waktu berjamaah.

Tidak ada aturan tertulis atas semua itu. Ini tentang moral, tentang etika, bukan aturan. Ini tentang kualitas kasih sayang bukan kuantitas. Ini tentang bagaimana memberi nilai lebih bukan pembiasaan hal biasa. Ini tentang bagaimana menghargai lebih pada seseorang atau pihak yang anda sayangi.

Kita tahu buah salak tumbuhnya di bawah, tepat di atas tanah, diantara gerumbulan duri-duri dan pupuk kandang yang mengelilinginya. Mengupasnya, dengan sedikit basah diantara kulit dan buahnya adalah hal yang wajar. Tetapi mensucikannya dengan air, buah salak yang sudah terkupas tadi, untuk memastikan buah tersebut terbebas dari najis, adalah sesuatu yang mempunyai nilai lebih.

Kita juga tahu bahwa telur ayam keluar dari pantat ayam, sebuah tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran ayam. Telur itu umumnya bercampur dengan kotoran tentu saja. Pada saat peternak menjualnya, umumnya hanya cukup mengelap telur tadi ala kadarnya. Makanya sering kita jumpai, sebagian telur yang terjual di pasaran masih terlekati oleh kotoran itu, walaupun kering. Jadi, mencuci dan mensucikan telur tersebut sebelum memecahkannya untuk dimasak jelas sesuatu yang mempunyai nilai lebih.

Sebuah keluarga membiasakan memakai sandal bersih di dalam rumah. Sandal atau alas kaki itu dipakai khusus pada saat anggota keluarga di rumah akan menunaikan sholat. Jadi, setelah mengambil wudhu dari kamar mandi, langsung memakai sandal itu hingga dilepas saat akan menginjak sajadah. Ini dimaksudkan untuk menghindarkan kaki dari menginjak najis yang ada di lantai yang dilewatinya. Najis bisa dari mana saja. Bisa dari kotoran cicak, bekas telapak kaki anak kecil yang bersuci kurang sempurna setelah pipis di kamar mandi, bekas kaki kucing yang berlari dari luar rumah dan masuk ke dalam, atau mungkin bekas basah kaki kecoa yang baru muncul dari comberan masuk ke rumah melalui lubang-lubang kecil yang ada.

Ini bukan was was, ini juga bukan tentang hal yang berlebihan, tetapi bagaimana bersikap hati-hati, bagaimana bersikap wara’, bagaimana memberi nilai lebih pada suatu hal. Sama seperti Imam Ghazali yang menganjurkan memijit dan mengurut (maaf) kemaluan dari ujung dua biji hingga ke pucuk dzakar setelah kencing, untuk memastikan tuntasnya semua air kencing keluar tanpa ada lagi tersisa di dalamnya.

Karena Kanjeng Nabi sudah dari dulu memperingatkan kita akan bahayanya orang yang tidak memperhatikan kesucian badan, pakaian dan tempatnya saat beribadah.

Pilkada

Satu calon walikota Tangerang yang maju adalah seorang yang saat ini masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Tangerang. Satu orang lagi adalah seorang yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil walikota Tangerang. Dan satu lagi calon walikota adalah seorang yang ternyata adik kandung dari Walikota Tangerang yang menjabat sekarang.

Ketiganya – mungkin karena ada keterikatan dengan pemerintahan yang sekarang sedang berjalan- mengusung visi yang sejenis : melanjutkan pembangunan dan pemerintahan kota Tangerang yang sudah cukup baik. Lalu kenapa kalian harus bertiga maju dengan bendera dan massa masing-masing, sementara kalian mempunyai tujuan yang sama ?