Indonesia is Dangerously ( Beautiful )

Saat kelas 1 SD saya dan teman – teman sepermainan gemar menyusuri sungai kluban yang ada di samping desa, hingga mencapai hulu sungai yang ada di kaki pegunungan kidul atau bukit menoreh, atau pegunungan kendheng.

Saat menginjak kelas 6  SD, kaki saya bahkan sudah dapat menjejak salah satu puncak bukit menoreh itu yang disebut puncak banyak angkrem. Dari atas puncak, kami disuguhi pemandangan gunung Sumbing di barat laut, duet Merapi-Merbabu di sisi timur, bukit Tidar di bagian utara, serta pemandangan pedesaan dan kota Purworejo dengan background laut selatan di bagian selatan pegunungan itu.

bukit menoreh

Kemudian, selama saya tumbuh di Magelang, saya mengenal banyak sekali objek wisata alam yang ada di daerah ini. Mulai dari Curug Silawe di wilayah kaliangkrik, Air terjun Sekar langit di Blabak,  candi Mendut, candi Pawon, dan Candi Borobudur; Kopeng, Ketep Pass, hingga sampai pada taman buatan di tengah kota yang bernama Taman Kyai Langgeng. Semuanya indah luar biasa.

gedepuncak

Waktu kuliah, sayajuga mulai mengenal wilayah lain tanah air di Jawa Barat dan sekitar jabodetabek. Indahnya pesona Taman Nasional Gede Pangrango, air terjun Cibeureum, perkebunan teh gunung mas, pantai Anyer, pantai Pangandaran, Pelabuhan Ratu, hingga pesona suasana pedesaan jalur rafting sungai cicatih.

Selepas kuliah, kegilaan saya untuk bepergian semakin menjadi – jadi. Saya rela menghabiskan waktu 1.5 tahun untuk berkeliling dari Surabaya menuju wilayah Indonesia bagian timur. Sampai saat ini tidak kurang dari 10 pulau di Indonesia pernah saya kunjungi. Mulai dari Jawa, Bali, Sulawesi, Buton, Ternate, Tidore, Halmahera, Bunaken, Kalimantan, hingga Lombok.

KHAkiLangID_gn_dempo

Mungkin belum ada setengah dari negeri ini yang sudah saya kunjungi, tetapi saya sudah dapat menyimpulkan bahwa negeri ini indah luar biasa !! Dengan kondisi letak geografis yang berpulau – pulau dengan dipisahkan oleh sejumlah pantai, selat,  dan lautan, Indonesia jadi mempunyai banyak pantai – pantai indah, dan mempunyai beragam kebudayaan. Terpisahnya wilayah membuat para penduduknya mempunyai perbedaan dalam mengembangkan cara hidupnya, sehingga lahirlah banyak perbedaan budaya. Dan ini sungguh kekayaan yang luar biasa.

Belum lagi jika kita membicarakan tentang isi kekayaan alam lautan Indonesia. Sebuah riset dan hasil diskusi tingkat internasional yang diadakan di Manado emngatakan bahwa setiap tahunnya Indonesia kehilangan sekitar 50 trilyun rupiah akibat pencurian hasil – hasil laut Indonesia oleh kapal – kapal asing. Bayangkan, 50 trilyun !! Bandingkan saja dengan penerimaan pajak Indonesia yang di tahun 2008 mencapai lebih dari 550 Trilyun. Jika kehilangan potensi kelautan ini bisa dicegah, atau setidaknya diminimalisir, tentu akan ada pertambahan yang sangatat signifikan bagi pemasukan untuk menyuntik APBN.

bunaken

Saya tidak tahu, setelah sekian lama merdeka, kenapa baru pada pemerintahan Abdurrahman Wahid Indonesia pertama kali membentuk departemen kelautan dan dipimpin oleh seorang menteri kelautan. Saya juga tidak tahu, dengan membandingkan jumlah daratan dan lautan, 75% wilayah Indonesia adalah lautan, tetapi kenapa APBN yang dianggarkan untuk sektor ini sungguh sangat miris sekali.

madakaripura

Jadi, atas ketidakseriusan atau ketidakfokusan masyarakat Indonesia dalam memeprhatikan potensi alam kelautan dan budayanya ini, jangan salahkan negeri tetangga yang tiba – tiba masuk dan main klaim atas berbagai potensi dan budaya yang ada di negeri kita ini. Bayangkan saja, berapa banyak dari kita yang memperhatikan atau bahkan mempelajari seni membatik ? kita baru merasa kebakaran jenggot begitu negri tetangga mengklaim batik itu budaya mereka. Kasus serupa juga menimpa kesenian Reog, Angklung, hingga yang terbaru Tari Pendet.

Scan10018

Belum lagi klaim terhadap wilayah. Berita terbaru menyebutkan bahwa ada pihak – pihak tertentu di negri tetangga yang mengklaim Pulau Jemur yang masih masuk wilayah kepulauan Riau, sebagai objek wiata mereka. Saya tanya balik kepada anda dan kita semua, pernahkah kita mendengar dan tahu ada nama Pulau Jemur, sebelumnya ? Saya yakin kebanyakan akan menjawab tidak. Kita baru bereaksi dan marah begitu ada sesuatu yang menjadi asset dan kekayaan kita diklaim oleh pihak asing. Padahal selama ini kita memberikan perhatian saja tidak.

swering-2 dino umahuk

Suatu saat nanti, saat dimana penerimaan Migas dan Pajak sudah mencapai batas maksimal dan Negara masih membuthkan tambahan dana, say yakin mereka akan melirik potensi alam kelautan dan budaya ini. Bayangkan andai pesisir semua pulau di Indonesia dijadiakn objek pariwisata, kemudian semua kebudayaan dipelihara dan syukur2 digabungkan dengan objek wisata pesisir tadi untuk dijadikan satu paket untuk mengundang wisatawan asing dan domestik, mungkin saya akan bialng bahwa saat itu adalah saat dimana tidak ada satu orang Indonesiapun yang miskin.

youfy - lagunaternate

Itu baru dari pengembangan pesisir dan budayanya, belum lagi tentang kekayaan potensi kelautan kita. Baik itu berupa rumut laut, terumbu karang, hasil ikan, minyak bumi, biota laut, dan sebagainya. Jangan hanya main slogan : ” VISIT INDONESIA YEAR 2009″ sementara langakh konkrit perbaikan signifikannya tidak ada.

Sedikit usul untuk Pak Jero Wacik dan Departemennya, tolong kalau bisa, iklan – iklan paapun di Televisi atau media lainnya, yang menampilkan sebuah tempat wisata alam di Indonesia sebagai backgroundnya, mohon menuliskan keterangan berupa tulisan kecil nama objek wisata alam tersebut dan letak dari objek tersebut. Mungkin tidak sedikit orang Indonesia atau wisatawan manca yang saat melihat iklan tersebut di televisi, ingin mengunjungi tempat tersebut, tetapi karena ketidaktahuan mereka, akhirnya mereka mengurungkan niatnya.

travel warning

**sejumlah photo di postingan ini diambil dari beberapa blog dan media, belum seijin pemiliknya.